Kota Yogyakarta (MAN 1 Yogyakarta). Dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan para guru dan Tenaga Kependidikan menghadapi berbagai kemungkinan peristiwa yang terjadi di lapangan dan saat berlangsungnya pembelajaran di kelas, MAN 1 Yogyakarta mengadakan pelatihan P3K, dengan mengundang Nur Ahmad, dari Lembaga PMI Kota Yogyakarta sekaligus trainer dari Lembaga BPBD DIY., Senin, (9/9).
Drs. H. Wiranto Prasetyahadi, M.Pd., kepala MAN 1 Yogyakarta menyambut baik kehadiran Nur Ahmad sebagai pelatih dalam kegiatan Pelatihan P3K ini. Wiranto berharap agar para guru dan Tenaga Kependidikan dalam menghadapi berbagai kejadian yang terjadi dalam berbagai kegiatan di MAN 1 Yogyakarta dapat mengantisipasinya dengan benar. Dikhawatirkan oleh Wiranto, ketika terjadi kasus kecelakaan di lingkungan madrasah, para guru atau Tenaga Kependidikan dalam upayanya memberikan pertolongan justru memperburuk kondisi penderita karena ketidaktepatan pemberian pertolongan. Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada guru dan Tenaga Kependidikan agar dapat memberikan pertolongan yang tepat apabila terjadi kecelakaan di lingkungan madrasah.
Nur Ahmad mengatakan bahwa kita dihadapkan pada kesiagaan dan kesiapan dalam
menghadapi berbagai kemungkinan bencana ataupun kecelakaan di sekitar kita, yang disebut
first aid atau pertolongan pertama. Tujuan pertolongan pertama adalah menyelamatkan jiwa, mencegah cacat, dan memberikan rasa nyaman dan menunjang upaya penyembuhan. Menyelamatkan jiwa terutama terkonsentrasi pada jantung dan paru-paru, nadi, peredaran darah, dan pernafasan. Penanganan yang tepat diperlukan agar tidak memperburuk kondisi pada korban (penderita). Hal-hal yang perlu diketahui terkait cedera yang dapat membuat cacat disampaikan Nur Ahmad dengan singkat dan jelas.
Beberapa Teknik pertolongan pertama yang disampaikan oleh Nur Ahmad di antaranya DRSCAB: 1. Danger: harus meningkatkan keamanan (aman penolong, aman pasien. aman lingkungan). Yang diperlukan untuk aman semuanya adalah (APD: alat pelindung diri). 2. Respons: respons awas, dengan meminta pasien bergerak, melihat respons korban dengan melihat melalui mata yang terbuka, ada suara, dan bergerak. Pasien merasakan nyeri, atau tidak ada respon sama sekali. 3. Shout for help, dengan memanggil tenaga medis. 4. Circulation, mengecek nadi dan nafas bersamaan < 10 detik. 5. Teknik Airway Control, angkat dagu tekan dahi, ditengadahkan, 6. Breathing (pengecekan nafas) melalui LDR (Lihat, Dengar, dan Rasakan). Cara menyadarkan orang pingsan yang paling mudah dilakukan dengan baringkan korban, kakinya ditinggikan 15-20 cm, buka jalan pernafasan, longgarkan pakaian, jaga kestabilan badan (selimuti), bila korban muntah, miringkan atau balikkan kepalanya. Teknik mengendalikan perdarahan luar, tekan langsung tepat di atas luka dengan penutup luka, tinggikan daerah cedera lebih tinggi dari jantung, tekan pada cedera alat gerak saja.
Layanan pertolongan di kota Yogyakarta, melalui PSC 119 Yogyakarta Emergency Service 118/(0274) 420118. (wk)