Yogyakarta (MAN 1 YK)—Siswa madrasah mampu bersaing dalam persaingan global, yang dibuktikan oleh peran para alumnusnya di masyarakat. Mulai dari masyarakat kecil di tingkat desa hingga tingkat nasional, bahkan internasional. Selain itu madrasah melahirkan para pemimpinan yang tidak hanya professional tetapi juga berintegritas.
Terungkap dalam acara Sarasehan Talkshow dalam rangka peringatan Milad ke-68 MAN 1 Yogyakarta, bersama Prof.Dr.Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U., Direktur KSKK Kementrian Agama RI Dr.A.Umar, Kakanwil Kemenag DIY Dr.H.Muhammad Lutfi Hamid, M.Ag, dan Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs.H.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd., Sabtu(31/3), di Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardja Soemantri (Purna Budaya) Universitas Gadjah Mada. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh civitas akademika MAN 1 Yogyakarta, yaitu guru, pegawai, siswa kelas X dan kelas XI, serta para alumnus MAN 1 Yogyakarta.
Mahfud mengatakan, sebelum era reformasi tidak banyak alumni madrasah yang menduduki peran penting di instansi pemerintahan. Namun pada setelah era reformasi, mulailah bermunculan para pemegang jabatan penting berasal dari marasah. Ungkapnya, seperti, presiden, menteri, ketua mahkamah agung, ketua MUI, ketua mahkamah konstitusi, dan lain sebagainya.
Dulu lanjut Mahfud, walaupun anak madrasah itu pintar, sangat sulit sekali untuk mendapatkan jabatan penting, maksimal menjadi pegawai di kantor urusan agama, atau sebagai pegawai rendahan, akan tetapi setelah dibuka kompetisi, pada era reformasi, banyak anak madrasah yang mampu menduduki jabatan penting.
Kemudian ia juga mengingatkan, kalau hanya sekedar meraih jabatan itu mudah diraih. Menurutnya, yang terpenting saat ini dan bisa dibanggakan adalah menyiapkan diri untuk menjadi pemimpin yang berintegritas. Integritas itu menurutnya, jujur, melaksanakan tugas sebaik-baiknya, melayani masyarakat, tidak sombong, dan tidak sewenang-wenang. Pasalnya, sepuluh tahun terakhir, banyak pemimpin dan pejabat yang tenggelam karena masalah atau juga karena dipenjara, akibat ketidakjujuran. Ia mengumpakan orang berintegritas itu seperti bola.
“Semakin dibanting, maka pantulannya semakin tinggi,”ujarnya disambut tepuk tangan meriah oleh para siswa. “Saudara harus seperti itu, terus berjuang dalam menghadapi kehidupan, karena saudara berintegritas, kalau disingkirkan orang, dibanting naik lagi, dibanting naik lagi,”imbuhnya.
“Integritas itu, melayani, cerdas, sidig, amanah, tabligh, fatonah. Saudara jangan mengambil keuntungan untuk diri sendiri, itu tidak berkah,”ujarnya lagi.
Masih kata Mahfud, orang yang tidak jujur hidupnya, akan merasa ketakutan. Namun kalau jujur hidupnya akan tenang. Kejujuran itu lanjutnya, akan memberi ketenangan. “Kalau saudara ingin hidup tenang maka jujurlah. “Tidur nyenyak, kalau orang tidak jujur itu, tidurnya tidak nyenyak,”ujarnya lagi, disambut tangan meriah.
Di akhir paparannya, Mahfud mengungkapkan, kesuksesan itu hanya bisa diraih dengan kerja keras. Namun kerja keras yang tidak ditebus dengan kejujuran akan menghancurkan diri sendiri.
“Banggalah anda semua menjadi anak madrasah, karena sebenarnya anak madrasah itu bisa menjadi apa saja yang diinginkan,”ujarnya.
“Madrasah itu mencetak pemimpin yang berintegritas. Kalau sekolah lain mencetak pempinpin professional, tetapi kalau madrasah itu mencetak pemimpin berintegritas. Berintegritas itu artinya berakhlak, berlaku lurus dan beriperilaku jujur,”pungkas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2008-2013 dan Hakim Konstitusi periode 2008-2013 itu.
Sementara itu, Direktur KSKK Kementrian Agama RI Dr.A.Umar membenarkan apa yang telah disampaikan oleh Mahfudz, sesuai dengan visi madrasah yang diusung tahun ini yang menuju tahun 2021 yakni ‘madrasah hebat bermartabat’.
Ungkap Umar, Mahfudz telah menjawab, bahwa akhir-akhir ini banyak pelajar yang ingin meraih kesuksesan tetapi dengan cara yang tidak jujur. “Banyak anak yang memperoleh nilai tinggi, tetapi tidak apa adanya, merekayasa supaya mendapat nilai baik,”ujarnya.
Untuk itu ia bertekad untuk melahirkan anak madrasah yang sukses. Tidak sekedar sukses karirnya, tetapi sukses yang bermartabat. Lanjutnya, saat ini animo dan kepercayaan masyarakat semakin meningkat. Hal itu, ditandai, dengan banyaknya tokoh-tokoh nasional, bahkan beberapa pejabat di kemendikbud dan lain-lain, yang menyekolahkan anaknya di madrasah. Tegasnya, madrasah saat ini tidak seperti dulu lagi, bahkan masyarakat secara umum sudah mulai mencintai masyarakat.
“Fenomena yang menarik saat ini adalah, banyaknya madrasah yang kekurangan ruang kelas. bukan karena ruang kelas yang rusak, akan tetapi karena jumlah peminat madrasah melimpah,”ungkapnya.
Selain itu, Umar merencanakan pilot project di dua kota yakni Yogyakarta dan Malang, sebagai Finlandia-nya Indonesia. Pasalnya, kalau pilot project ini berhasil, maka orang Indonesia tidak perlu lagi pergi ke Finlandia, hanya sekedar untuk belajar sistem pendidikan yang baik.
Dialog terus berlangsung. Setelah paparan dari keempat narasumber, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, dan Launching e-Madrasah oleh Direktur KSKK Kementrian Agama RI Dr.A.Umar (dzl)