Sleman – (MAN 1 Yogya) Gedung Fakultas Bahasa Seni Budaya Universitas Negeri Yogyakarta mendadak penuh semangat dan sorak-sorai pada Kamis (25/09/2025), saat MAN 1 Yogyakarta menggelar Puncak Lustrum XV. Momen ini menjadi klimaks dari rangkaian panjang perayaan lustrum, dan berhasil menyedot perhatian ratusan murid yang datang dengan antusiasme tinggi. Setelah melewati berbagai kegiatan seperti Alcomp, Felisa, Minggu Sosial Mansa, dan Tabligh Akbar, acara puncak ini tampil sebagai penutup yang tak hanya meriah, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta.
Dari awal hingga akhir, acara berjalan dengan tertib dan memukau. Penampilan siswa MAN 1 Yogyakarta benar-benar mencuri perhatian. Tarian tradisional Jogja Menari, Sukupari, Tari Ratoeh Jaroe, Anoman, hingga atraksi Pencak Silat disuguhkan dengan koreografi yang rapi dan ekspresi penuh semangat. Penampilan ditutup dengan kolaborasi tari Jogja Menari yang melibatkan seluruh penampil, menciptakan harmoni visual yang membuat penonton terdiam kagum.
Sorotan berikutnya datang dari pemutaran short film yang menyentuh hati. Film ini mengangkat kisah persahabatan empat sekawan yang menjadi tulang punggung pelaksanaan lustrum. Disajikan dalam bentuk drama teater bertema Etherial, penonton diajak menyelami perjalanan emosional yang penuh makna. Banyak yang mengaku terharu dan merasa terinspirasi oleh pesan kuat tentang keteguhan persahabatan.
Puncak kekaguman penonton terjadi saat guest star Danang Giri Sadewa tampil dalam sesi talk show. Dengan gaya bicara yang ramah dan motivatif, Danang berhasil menyulut semangat para murid. Ruangan dipenuhi energi positif, dan banyak penonton yang merasa terinspirasi untuk terus berkarya dan percaya pada potensi diri.
“Acara ini beneran keren, dari awal sampai akhir nggak ada yang gagal. Semua penampilan bikin kagum, filmnya bikin haru, dan talk show Mas Danang inspiratif banget. Jujur aku sebagai penonton nggak bosen sama sekali,” ujar Khanza, salah satu murid yang hadir.
Jeski, panitia Lustrum XV, turut membagikan kesan mendalamnya, “Awalnya aku ragu bisa menjalankan tugas sebagai panitia selama 10 bulan. Tapi ternyata, kerja sama tim yang solid membuat semuanya terasa ringan dan menyenangkan. Aku merasa banyak berkembang selama proses ini.”
Acara ditutup dengan closing ceremony yang khidmat dan penuh semangat. Pidato dari ketua pelaksana Takbir Cendekia menjadi penanda akhir yang reflektif, disusul flashmob meriah oleh seluruh panitia dan penampilan Mansa Acoustic yang membawakan lagu-lagu penuh semangat. Penonton pun larut dalam suasana, bernyanyi dan menari bersama, menutup Lustrum XV dengan kenangan yang tak terlupakan. (sha)