Sleman (MAN 1 Yogya) – Empat guru Bahasa Inggris MAN 1 Yogyakarta mengikuti kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris di MAN 4 Sleman, yang beralamat di Harjobinangun, Pakem, Sleman, Selasa (07/10/2025). Kegiatan MGMP Bahasa Inggris diikuti para guru bahasa Inggris Madrasah Aliyah se-DIY dan berlangsung mulai pukul 09.00 – 12.00 WIB. MGMP saat ini merupakan lanjutan dari kegiatan MGMP bulan sebelumnya dengan masih menggandeng Program Pascasarjana Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai nara sumber. Masih mengusung topik hangat “Pelatihan Implementasi Deep Learning dalam Pembelajaran Bahasa Inggris.”, kegiatan ini berlangsung hangat dan menyenangkan.
Kepala MAN 4 Sleman, Ahmad Arif Ma’ruf, M.A., M.Si.membuka kegiatan dengan welcoming speech yang penuh semangat. Dalam gaya khasnya yang santai namun menggugah, ia menegaskan bahwa guru bahasa Inggris masa kini harus kompak ‘upgrade skill’ dan terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. “Deep learning sejati bukan sekadar tentang how to learn, tapi why we learn. Bukan hanya soal nilai, tapi soal makna,” ujar Arif, menekankan pentingnya pembelajaran yang berpusat pada pemahaman dan kesadaran diri.
Sebagai nara sumber utama adalah Puji Rahayu, S.Pd., M.LS.T., Ph.D., atau akrab disapa Miss Pijey yang merupakan dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UII. Puji Rahayu mengupas tuntas peran Artificial Intelligence (AI) dalam mendukung penerapan deep learning di kelas Bahasa Inggris. Menurut Miss Pijey, AI memiliki potensi besar untuk membantu siswa belajar secara mandiri dan lebih personal. Namun, ia juga mengingatkan bahwa teknologi ini adalah ‘pisau bermata dua’. “Jika digunakan dengan bijak, AI bisa mempercepat pemahaman dan kreativitas. Tapi kalau disalahgunakan, justru membuat guru dan siswa tergerus daya critical thinkingnya,” jelas Miss Pijey.

Dalam kegiatan ini Puji menjelaskan berbagai aplikasi pendukung pembelajaran yang membantu guru mencari sumber pembelajaran dengan lebih mudah namun selalu ‘up to date’. Kegiatan MGMP ini tidak hanya menjadi ruang berbagi ilmu, tetapi juga wadah refleksi bersama tentang bagaimana teknologi dan pembelajaran mendalam dapat berjalan seimbang, tanpa kehilangan esensi kemanusiaan dalam proses belajar mengajar.
Dengan semangat kolaborasi dan berbagi, para guru Bahasa Inggris MA DIY kembali ke madrasah masing-masing dengan energi baru: siap membawa deep learning bukan sekadar jargon, tapi praktik nyata di ruang kelas madrasah masa depan. (luf)