Sleman(MAN 1 YK)-Seiring dengan perkembangan teknologi banyak permainan tradisional yang aman dan edukatif bagi anak justru ditinggalkan. Sementara itu saat ini dengan mudah didapatkan beragam permainan(Games) untuk anak-anak, namun tidak semua games tersebut edukatif, bahkan membawa dampak negative bagi anak-anak, seperti cenderung membuat anak menyendiri dan tidak mau bersosialisasi dengan teman-temannya.
Kondisi ini menggugah kesadaran segenap anak bangsa, untuk berkreasi. Seperti yang dilakukan dua siswa MAN 1 Yogyakarta yaitu A.Iqbal Madani dan Farhan Mudzakir. Dua siswa kelas XII prodi IPS tersebut berhasil membuat permainan tradisional, yakni Engklek menjadi permainan alternatif, edukatif dan menarik, serta sarat dengan nilai-nilai pendidikan.
Keduanya berhasil meraih medali emas dalam Sagasitas Research Competition 2018 dalam Bidang Kewirausahaan, Jumat-Sabtu(20-21 Juli 2018), di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (Purna Budaya)Universitas Gadjah Mada.
Engklek yang merupakan permainan tradisional anak-anak yang sangat digemari dan mengambil tempat di halaman, lapangan, maupun tempat lain yang leluasa dan memiliki permukaan cukup datar sehingga kotak-kotak yang telah digambar dapat dilalui dengan lebih mudah.
Atas ide kreatif dan inovatif mereka, engklek dikemas dengan praktis, fleksibel, dan menarik. Dengan memanfaatkan limbah plastik sebagai alas dan pembukus, serta bahan baku polyfoam dan banner bergambar. Sehingga engklek hasil inovasinya, bisa digelar dan dilipat, serta bisa mudah dibawa, serta memudahkan anak-anak untuk bermain bersama, tanpa harus membuat gari-garis kotak, sebagai mana biasa.
Hasil karya dua siswa tersebut diberi judul "Ensan" Engklek Nusantara (Sebagai Media Pembelajaran Yang Inovatif dan Atraktif) tersebut berhasil merebut perhatian para pengunjung pameran dan para dewan juri, serta pakar.
Kemudian setelah melalui tahapan-tahapan dan proses: pameran, kungjungan juri Pameran, kunjungan juri, dewan pakar, fashion show produk, evaluasi, dan mentoring, walhasil karya siswa MAN 1 Yogyakarta tersebut berhasil meraih medali emas.
Saat ditemui, A.Iqbal Madani berharap, agar kreasi dan enovasinya ini, dapat dimanfaatkan oleh orang banyak, khususnya dalam dunia pendidikan, serta dapat menjaga eksistensi warisan budaya. “Apa yang kita miliki, mari kita jaga, dan kita bagi,”ujarnya, Sabtu(21/7) malam.
Ungkapnya, pembelajaran tidak selama harus dilaksanakan dengan membaca buku di ruang kelas, tetapi bisa melalui permainan yang menyenangkan, seperti Engklek ini.
Atas keberhasilannya, ia dan temannya mendapatkan medali emas, uang pembinaan dan sertifikat, serta pembinaan lanjutan sebagai persiapan untuk menuju Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa Indonesia (Fiksi) Tingkat nasional pada beberapa bulan mendatang. (dzl)