Yogyakarta (MAN 1 YK) -- Rasa syukur yang mendalam bagi keluarga besar MAN 1 Yogyakarta. Semua rangkaian acara peringatan milad ke-73 madrasah ini berjalan sukses dan lancar. Sebagai penutup semua kegiatan milad, madrasah ini menggelar Tabligh Akbar, Selasa (21/03/2023), di Hall Room, Hotel UC Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dengan menhadirkan pembicara Mantan Menteri Agama Republik Indonesia periode 2014-2019; Dr. (H.C.) K.H. Lukman Hakim Saifuddin.
Kegiatan ini juga dihadiri, Kepala Kantor Kemenag Kota Yogyakarta H.Nadhif, S.Ag. M.S.I. Kabag TU Kanwil Kemenag DIY, H.Muntolib, S.Ag., M.S.I., Kabid Dikmad Kemenag DIY H. Abd Suud, S.Ag, MSI., Kasi Dikmad Kemenag Kota Yogyakarta Elfa Tsuroyya, S.Ag, M.Pd.I, M.Pd, Komite Madrasah, dan seluruh civitas akademika MAN 1 Yogyakarta, serta tamu undangan.
Kepala MAN 1 Yogyakarta dalam sambutannya menyampaikan, sejumlah acara besar digelar dalam peringatan milad ke-73 ini; antara lain Alnesa Competition; Alnesa Boulder Competition (11-12 Februari 2023), Final Essay Comp, Kuaci (19 Februari 2023), Cinema Major (19 Februari), Mansa Social Week; Kunjungan Purna Guru (13-15 Maret 2023), Pengabdian Masyarakat (16 Maret 2023), dan Jumat Berkah (17 Maret 2023), Aksi Donor Darah (18 Maret 2023) dan Tabligh Akbar bersama Dr. (H.C.) K.H. Lukman Hakim Saifuddin (21 Maret 2023).
“Semoga madrasah ini, terus konsisten dalam berkontribusi dalam menyiapkan generasi masa depan yang berkarakter dan berakhlakul karimah, untuk membangun perabadan manusia, yang bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara, serta dunia internasional,” harapnya.
Lanjut Wiranto, hal tersebut sesuai dengan visi madrasah ini, yaitu UngguL, ILmiah, Amaliyah, IBAdah dan Bertanggungjawab (ULIL ALBAB)Terwujudnya lulusan Madrasah yang unggul dibidang iman – takwa (imtaq) dan iptek , berfikir ilmiah, mampu mengamalkan ajaran agama, tekun beribadah, bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat dan pelestarian lingkungan.
Sementara itu, Lukman Hakim Saifuddin ceramahnya mengangkat masalah pentingnya moderasi beragama di tengah kemajemukan Bangsa Indonesia.
Sebelum memaparkan masalah moderasi beragama, Lukman terlebih dahulu mengajak seluruh citivitas akademika MAN 1 Yogyakarta untuk senantiasa bersyukur.
Di antara cara manifestasi rasa syukur itu adalah dengan menjaga nama baik madrasah dengan tidak melakukan hal-hal yang tercela.
“Al muhafadzah 'ala al qadim al shalih, wa al akhdzu bi al jadid al ashlah (tetap memegang tradisi yang positif, dan mengimbangi dengan mengambil hal-hal baru yang positif),” ujarnya.
Kemudian, secara substantif moderasi beragama itu sebenarnya bukan hal baru bagi Bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia memiliki modal sosial dan kultural yang cukup mengakar. Lanjutnya, Kita biasa bertenggang rasa, toleran, menghormati persaudaraan, dan menghargai keragaman. Nilai-nilai fundamental itu ada di semua agama karena semua agama pada dasarnya mengajarkan nilainilai kemanusiaan yang sama.
“Keragaman itu sunnatullah, tetapi sering kali kita tidak sadar. Kita jangan berobsesi untuk menyeragamkan, bahkan mengapa perbedaan itu dijadikan ancaman?,” tandasnya.
Karena itu Lukman mengajak, untuk memahami kehendak Allah, agar kita saling mengenal, yakni berkomunikasi, interaksi, berbagi, dan musyawarah. “Keragaman adalah sebagai wadah dan ujian, apakah kita mampu hadapi ujian itu,” pungkasnya.
Tabligh Akbar berlangsung khidmat dan meriah, pemotongan tumpeng oleh mantan menteri Agama RI ini, penayangan video kaleidoskop madrasah, penampilan hiburan lagu-lagu edukatif oleh Mansakustik, penampilan grup hadroh Kasyiful Kurab menjadikan kegiatan akhir milad ini menjadi semakin meriah. (dzl)