Yogyakarta (MAN 1YK)-Para siswa kelas XII jelang ujian akhir(UNBK, USBN, dan UAMB) sangat membutuhkan persiapan yang matang, baik penguasaan materi ujian maupun mental dan spiritual. Dalam hal kondisi seperti inilah, orang tua wali dituntut untuk bersikap yang tepat dengan putra-putrinya, serta mampu memberi support dan motivasi.
Mengingat akan pentingnya hal ini, MAN 1 Yogyakarta selenggarakan kegiatan Smart Parenting untuk orang tua wali kelas XII, Sabtu(27/1), di aula lantai 2, dengan menghadirkan motivator nasional Erik Hadi Saputro, S.Kom, M.Eng.
Dalam membuka acara, Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs.H. Wiranto Prasetyahadi, M.Pd.I mengatakan, kegiatan ini lebih dini diselenggarakan agar para orang tua wali mempersiapkan diri untuk mendampingi putranya dalam menghadapi ujian dan studi lanjut di perguruan tinggi yang diharapkan.
Terkait dengan peluang Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri(SNMPTN) yang persentasenya sangat kecil, maka Wiranto menyarankan agar para siswa memilih jurusan yang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya, serta peluang yang mungkinkan untuk diterima. “Pilihlah jurusan yang tak terlalu besar saingannya,”ujarnya.
Sementara itu, Motivator Erik Hadi Saputro, S.Kom, M.Eng. pada kesempatan itu menyampaikan, yang mesti dilakukan orang tua wali dalam mendampingi putra-putri mereka jelang ujian adalah membangun dan menjaga komunikasi dengan baik. Dalam hal ini, orang tua wali diminta untuk memahami betul kondisi anak, agar tidak salah sikap.
Maka agar tidak salah sikap, terang Erik, demikian sapaan akrabnya, orang tua harus mampu mengetahui zona pemikiran anak. “Sebab orang akan merasa nyaman kalau satu frekuensi,”ungkapnya.
Pasalnya, saat ini mereka(para siswa-red) di antara hal-hal bersifat rasional dan believe(keyakinan). Lanjutnya, maka untuk memahami hal itu, orang tua harus mampu menembus faktor kritisnya. Ungkanya, ada pola pikiran. Pertama, pikiran sadar(conscious mind):pikiran yang sepenuhnya dikendalikan dalam keadaan sadar. Kedua, Pikiran Bawah Sadar(subconscious mind):pikiran yang beroperasi di luar kontrol kesadaran, seperti keyakinan dan nilai, kebiasaan, emosi, memori jangka panjang, kepribadian, dan intuisi.
Terangnya, setidaknya ada 5 cara untuk menembus faktor kritis dari pikiran sadar ke bawah sadar yaitu repitisi, indentifikasi kelompok, informasi yang disampaikan oleh figure yang dipandang punya ‘otoritas’, emosi dan relaxsasi mental.
Selain memahami manajemen pikiran, tidak kalah penting juga, bagi orang tua wali untuk memahami manajemen lisan. Pasalnya, kata-kata akan mempengaruhi suasana pikiran, perasaan, dan tindakan orang lain, maupun diri sendiri. Kemudian dari kata-kata itu juga bisa mengalirkan energi yang luar biasa, namun juga bisa memusnahkan energi tersebut, baik bagi diri sediri maupun orang lain. Tampak para orang tua wali siswa mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusias hingga pukul 12.00 WIB.(dzl)