Bandung(MAN YK I )-Sanggar Angklung Saung Mang Udjo sambut kunjungan PPL Outdoor Kelas XI MAN Yogyakarta I, Sabtu(1/10) malam. Rombongan PPL Outdoor asal Yogyakarta tiba di tempat ini, pukul 17.00 WIB, karena banyaknya pengunjung sehingga harus antri menunggu jadwal masuk sanggar ini.
Setelah menunggu 1 jam, para siswa dari Yogyakarta ini, diperbolehkan masuk. Sambutan hangat dan ramah para penerima tamu yang berpakaian kebaya khas Sunda menambah sejuk udara di Kota kembang ini. Satu persatu pengunjung yang masuk mendapat brosur dan 1 buah cinderamata yang unik, replika Angklung.
Usai sholat maghrib tepat, para siswa sudah mulai memadati ruang pentas Angklung yang berbentuk huruf ‘O’ itu. Ratu Safira yang bertugas menjadi Master of Ceremony(MC) pada malam itu, tampil baik sekali. Sasa, demikian sapaan akrabnya, gadis yang berparas cantik ini santun. suaranya lembut, namun lugas. Ia sangat piawai sekali dalam menyampaikan informasi dan arahan kepada para pengunjung. Serta alunan musik bambu yang merdu dan sorot lampu panggung yang indah, menambah suasana menjadi lebih meriah.
Terdapat delapan pertunjukkan yang dihelat secara berurutan pada malam itu, yaitu demontrasi Wayang Golek, Helaran, Tari Topeng, Angklung Mini, Arumba, Angklung Massal Nusantara, Bermain Angklung Bersama, Angklung Orkestra, dan Menari Bersama.
Ada yang menakjubkan dalam pertunjukkan ini, dimana semua pengunjung diajak untuk mencoba bermain angklung bersama. Anehnya, hanya dalam waktu singkat setelah dipandu, pengunjung dapat memainkan angklung layaknya pemain angklung professional seperti dalam pertunjukkan orkesta.
Tampak ratusan anak-anak kecil seusia SD yakni anak didik sanggar ini. mereka membagikan angklung kepada para pengunjung. Setelah disampaikan tata cara bermain angklung, kemudian dengan diiringi alat musik piano, para pengunjung diajak memain musik angklung ini untuk lagu-lagu modern dan tradisional. Pertunjukan masih berlanjut, hampir 2 jam lebih. Pada akhir pertunjukkan, putra-putri sanggar ini mengajak pengunjung untuk bergembira dengan menari bersama. Tepuk tangan dan suara riuh menambah keakraban diantara pengunjung dan mereka.
Pertunjukkan yang memukau ini, mengundang banyak kesan dan ‘acungan jempol’ dari para pengunjung. Salah satunya Balqis Alyamiditya. Siswi MAN Yogyakarta I yang duduk di kelas XI Program Studi Ilmu Bahasa dan Budaya(IBB) ini mengaku sangat terkesan dengan pertunjukkan ini. Siswi yang akrab disapa Balqis ini, menuturkan, Pertunjukkan yang dimain oleh anak-anak ini sangat bagus sekali. “di samping mereka mahir bermain angklung, ternyata mereka juga piawai menari,”ujar Balqis yang juga mempunyai hobi menari tarian tradisional jawa.
Sementara itu Guru Sosiologi Dra.Hj.Soimah Kusuma Wahyuni, M.Pd. mengungkapkan, Saung Angklung Mang Udjo ini sangat banyak bermanfaat, terutama bagi anak-anak seusia SD dan SMP serta generasi penerus pada umumnya. Menurutnya, anak-anak muda mempunyai aktivitas yang sangat positif, dalam mengisi waktu mereka. Lebih dari itu, Saung Angklung Mang Udjo ini, sebagai bentuk nyata dalam mempertahankan budaya tradisional ditengah-tengah pengaruh negatif era globalisasi.
Soimah juga menambahkan, Saung Angklung yang didirikan tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena dan istrinya Uum Sumiati, yang berlokasi di Jalan Padasuka 118, Bandung Timur Jawa Barat ini, sarat dengan nilai-nilai luhur pendidikan. “di tempat ini anak-anak bisa berlatih kekompakan dan kerjasama di antara mereka,”ungkapnya.
Selain itu, manfaat yang dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat, karena di kawasan ini memproduksi ribuan Angklung, sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja dari masyarakat sekitar.
“karena Angklung berbahan dasar bambu, maka masyarakat secara otomatis menjaga kelestarian bambu, pada akhirnya kelestarian lingkungan terjaga,”terangnya.(dzl)