Yogyakarta (MAN 1 YK)-Kendati hukuman berat terhadap penyalahgunaan narkoba telah ditegakkan, hingga saat ini peredaran narkoba begitu massif, hampir mengenai semua kalangan, tak terkecuali kalangan pelajar. Hal inilah yang melatarbelakangi dibentuknya satgas Anti Narkoba di MAN 1 Yogyakarta.
Satgas Anti Narkoba di madrasah tersebut, merupakan organisasi bidang di bawah OSIS MAN 1 Yogyakarta. Walaupun baru setahun didirikan(2017), namun organisasi bidang ini telah aktif mengampanyekan Gerakan Anti Narkoba dan upaya-upaya pencegahannya di madrasah. Selain itu, juga menjalin kerjasama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY.
Seperti kunjungannya ke BNNP DIY tersebut, Kamis(8/2), di Komplek Perkantoran (Selatan Purawisata), Jalan Brigjend Katamso, Keparakan, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ada 22 siswa anggota Satgas Anti Narkoba dengan didampingi Wakamad Bidang Kesiswaan Singgih Sampurno, MA dan Guru Bimbingan Konseling Farah Husna, M.Pd.
Rombongan dari MAN 1 Yogyakarta ini disambut hangat oleh Kepala Bagian Umum BNNP DIY Setya Pranata, M.Eng. dan segenap pengawai BNNP DIY.
Setya mengatakan, Satgas Anti Narkoba MAN 1 Yogyakarta, dalam beberapa kesempatan sering ia sebut dan menjadikannya contoh, atas keaktifanya dalam upaya mencegah peredaran narkoba di kalangan pelajar, khususnya di madrasah. Ungkapnya, madrasah ini telah menyelenggarakan tes urine pada tiap tahun pelajaran baru. “Walaupun baru satu tahun berdiri, tetapi sudah aktif dalam kegiatan penangggulangan narkoba,”ujarnya.
Ketua Satgas Anti Narkoba MAN 1 Yogyakarta Afifah Nurhilmiyah kelas XI IPA 3 menuturkan, kunjungan ini merupakan pendidikan lanjutan, yang sebelumnya telah diselenggarakan tahun 2017 lalu.
Lanjut Afifah, demikian sapaan akrabnya, dalam kunjungan ini banyak hal yang didapatkan, antara lain mengetahui struktur BNNP DIY, program kerja, klinik pelayanan dan konsultasi, serta informasi penting lainnya dalam penanggulangan narkoba.
“Satgas bisa tanggap dalam penganggulangan narkoba di lingkangan sekolah, serta menjadi wadah untuk belajar berorganisasi,”harapnya.
Menurutnya ada tiga langkah untuk menghindari obat terlarang itu, yaitu jangan pernah mencoba, memperkuat pendidikan agama, dan pergaulan positif, serta selektif dalam memilih teman. (dzl)