Kota Yogyakarta (MAN 1 Yogya) — Tim Saman Ratoeh Alisa dari MAN 1 Yogyakarta telah meraih Juara 3 dalam Lomba Tari Kreasi yang diselenggarakan oleh UKM Sentakamudya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Sabtu (21/06/25). Lomba Tari Kreasi ini digelar di SMM Yogyakarta.
Laras, salah satu anggota tim Saman yang mewakili MAN 1 Yogyakarta, bercerita bahwa mereka mengetahui informasi lomba ini sekitar seminggu sebelum pendaftaran ditutup, dengan waktu persiapan yg singkat, hanya sekitar satu bulan yg tidak berjalan intensif karena terpotong jadwal ASAS (Asesmen Sumatif Akhir Semester) serta libur nasional Idul Adha.
Waktu dan kondisi latihan terbatas. Tantangan yg datang dari sisi fisik dengan latihan yang intens membuat beberapa bagian tubuh mereka memar.
“Kami bahkan pakai alas kaki double atau triple buat ngurangin memar,” ujar Laras.
Selain itu, mereka juga harus menghafal seluruh gerakan dalam waktu satu bulan, dan uniknya, kali ini mereka tampil menggunakan audio rekaman, bukan live music seperti biasanya.
Saat hari H, mereka sempat merasakan gugup. Apalagi mereka merupakan satu-satunya peserta yang membawakan tari Ratoeh Jaroe. Ini justru membuat mereka tampil berbeda dan berani menunjukkan budaya Aceh di tengah masyarakat Jawa.
Konsep tarian Ratoeh Alisa konsisten menggambarkan semangat perempuan Aceh dalam menjaga identitas budaya mereka. Gerakan yg mencerminkan ketekunan, persatuan, dan keindahan membuat penampilan mereka begitu membanggakan budaya daerah.
Saat diumumkan berhasil meraih juara 3, perasaan bangga menyelimuti seluruh tim serta orang terdekat mereka.
“Karena mereka tahu prosesnya seperti apa, dan itu enggak mudah,” ucap Laras.
Pencapaian ini adalah sebuah prestasi yg membanggakan, serta menjadi motivasi untuk terus berproses dalam menari. Di akhir wawancara, Laras menyampaikan pesan yang begitu menyentuh untuk Ratoeh Alisa.
“Mereka adalah rumah. Tempat aku belajar jatuh cinta pada proses. Ratoeh Alisa mengajarkanku tentang kedisiplinan, ketulusan, kekompakan, dan rasa memiliki. Tentang bagaimana kita bisa saling menguatkan tanpa harus mengucap kata-kata, tentang bagaimana kita bisa menjadi keluarga hanya karena satu hal sederhana, cinta terhadap apa yang kita lakukan bersama. Sampai kapanpun, aku akan selalu bangga pernah menjadi bagian dari Ratoeh Alisa. Bukan karena kami selalu sempurna, tapi karena kami selalu berjuang, bersama. Jangan pernah lelah untuk melestarikan budaya bangsa,” pungkasnya. (raa)
