Yogyakarta (MAN 1 YK)—Cinta kepada Nabi Muhammad saw tidak akan sempurna kalau tidak mengerti dan mengenal sirahnya. Majelis peringatan maulid Nabi merupakan salah satu cara untuk mengenal dan meningkatkan cinta kepada Rasulullah saw.
Seperti yang diungkapkan Habib Umar Zaky bin Abu Bakar Asegaf Pimpinan Majelis At-Taqwa dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw, di Pondok Pesantren Al-Hakim MAN 1 Yogyakarta, Selasa(13/11)malam, di Masjid Al-hkim lantai 2. Hadir Pula dalam kegiatan ini, Tajul Muluk Pimpinan Majelis Al-Intifa’ dan Habi Ali bin Abdul Qadir Al-Quthban, serta sedikitnya 300 orang dari santri dan masyarakat sekitar.
Usai Sholat Isya’ tepat, lantunan Sholawat nabi yang diiringi musik Grup Hadroh Al-Maqashid Mahasiswa UNY dan Grup Hadroh siswa MAN 1 Yogyakarta mulai berkumandang. Alunan sholawat itu sambut kahadiran para jama’ah yang memulai memadati masjid. Ada tiga acara utama dalam kegiatan ini yaitu pembacaan Ratib AlHadad, pembacaan Maulid Simtudduror, dan Mauidhah Hasanah.
Habib Umar Zaky bin Abu Bakar Asegaf dalam tausiyah menuturkan, banyak hikmah di balik peringatan Nabi Muhammad saw. Antara lain, wujud syukur kita kepada Allah swt atas diutusnya Nabi Muhammad saw. Dengan peringatan maulid seperti ini diharapkan dapat meningkatkan semangat untuk mengikuti sunah-sunah Nabi Muhammad saw, serta meningkatkan cinta kita kepada Nabi Muhammad saw.
“Mari bermuhasabah, sudah sejauh mana cinta kita kepada Nabi Muhammad saw?,”ujarnya. “Rasanya sulit bagi kita dapat membaca sholawat sebanyak ini, kalau tidak di majelis seperti ini,”imbuhnya.
Wakil Kepala MAN 1 Yogyakarta yang juga Pengasuh PP.Alhakim Suyanto, M.Pd, menyampaikan, kegiatan ini merupakan cara untuk lebih mengenal Nabi Muhammad saw dan meningkatkan cinta kepadanya. “Majelis seperti ini akan kita adakan sesering mungkin,”ujarnya.
“Sholawat yang dibaca akan mendatangkan kebaikan. Dan kebaikan itu akan kembali kembali kepada kita masing-masing,”ujarnya lagi.
Ia juga berharap, agar majelis semacam ini dapat memberi dampak yang besar terhadap Islam yang Kafah, Islam yang moderat dan rahmatan lil’alamin. (dzl)