Yogyakarta (MAN 1YK) - Seiring meningkatnya lahan pemukiman yang menyebabkan lahan pertanian semakin menipis, serta cuaca yang tidak menentu membuat pertanian, mengalami banyak kesulitan. Untuk menghindari kekurangan bahan makanan, maka diperlukan teknik baru dalam dunia pertanian. Salah satunya, budidaya tanaman yang tidak membutuhkan media tanah, atau yang dikenal dengan hidroponik.
Seperti yang diterapkan oleh Kelompok Pecinta Alam(Kelompok Petualang Gunung dan Rimba (KPGR) Lebah Gunung Siswa MAN 1 Yogyakarta. Baru-baru ini, Sabtu(8/9), mereka memanen tanaman sayur yang ditanam dengan menggunakan sistem hidroponik.
Dengan memanfaatkan pipa paralon yang dipasang melingkar, dengan tiang penyangga, serta di aliri air yang dicampur nutrisi tanaman, kemudian diberi 100 lubang untuk meletakan benih sayur yang muncul tunasnya.
Pengurus KPGR Bidang Lingkungan Hidup Qurrota A’yun Arini Putri menjelaskan, ini merupakan panen kali ketiga, sejak menerapkan sistem cocok tanam dengan hidroponik. “Alhamdulillah dapat ilmu, dan bisa tahu cara bercocok tanam dengan sistem ini,”ujar siswi kelas XI prodi Bahasa dan Budaya itu.
Siswi yang akrab disapa A’yun itu menambahkan, jenis tanaman sawi(baca:sawi bakso) ini bisa dipanen setelah 40 hari, mulai dari benih, kemudian muncul tunasnya, lalu diletakan pada lubang-lubang paralon yang tersedia. Sedangkan biaya untuk pengadaan benih dan cairan nutrisinya kurang lebih 250 ribu.
Sementara itu Pembimbing KPGR M.Zeni, M.Pd, menyampaikan, kreatifitas ini merupakan media belajar yang efektif tentang lingkungan hidup untuk para siswa. lanjutnya, dari hasil panen sayur sawi tersebut, untuk sementara tidak dijual, tetapi untuk konsumsi sendiri. (dzl)