Yogyakarta (MAN 1 YK)—Pergantian Tahun Hijriah menjadi momentum penting bagi umat Islam, untuk merefleksi dan evaluasi diri, serta menyerap hikmah yang terkandung dalam peristiwa yang terjadi pada Zaman Rasulullah saw bersama para sahabat Muhajirin dan Anshor.
Untuk itulah, dalam rangka memperingati tahun baru Hijriah 1443, MAN 1 Yogyakarta menyelenggarakan diskusi ilmiah virtual via zoom meeting, Selasa (10/08/2021), dengan tema “Hijrah sebagai Refleksi Membentuk Generasi yang mandiri dan berprestasi”. Kegiatan ini, menghadirkan narasumber Muhammad Agung Wibowo(Motivator dan Founder Tafakkur Indonesia) yang juga alumnus MANPK MAN 1 Yogyakarta Tahun 1996. Diskusi Ilmiah ini, diikuti oleh seluruh civitas akademika dan orang tua wali ini, serta dihadiri pula oleh Kabid Dikmad Kemenag DIY H.Muntolib, S.Ag.
Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs.H.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd.I. mengungkapkan, pergantian tahun hijriah merupakan momentum yang tepat untuk refleksi. Seiring dengan masa pandemi covid-19 yang belum berakhir ini, menuruntya bukan berarti menghalangi semua kreatifitas dan produktivitas kinerja. Tentu dengan mengikuti protokol kesehatan, terutama pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) harus tetap waspada.
“Walaupun masa pandemi belum selesai, kita harus tetap bersemangat, untuk mewujudkan madrasah mandiri berprestasi. Sebagaimana slogan madrasah kita, ‘prestasi tiada henti cerdas dan Islami menuju kelas dunia,”ujarnya.
Kabid Dikmad Kemenag DIY H.Muntolib, S.Ag. sangat mengapresiasi kegiatan ini. “Saya sangat berbangga pada madrasah ini. Semoga apa yang dilakukan madrasah ini, dapat memberi kontribusi besar, inspirasi dan inovasi bagi madrasah lainnya,”pintanya.
Menurut Muntolib, peringatan tahun baru hijriah mengingatkan, agar setiap insan meningkatkan kualitas individu dan spiritualitas sosial. Apalagi rasa empati terhadap sesama, di tengah-tengah wabah covid-19, yang mengajak semua elemen bangsa untuk bergotong royong untuk saling menolong dari kesulitan.
“Saya juga mendorong para alumnus MAN 1 Yogyakarta untuk melihat dan bangga terhadap almamater mereka, sehingga mereka bisa memberi kontribusi besar terhadap madarasah,”harapnya.
Sementara itu Muhammad Agung Wibowo paparannya, peristiwa hijrahnya mengandung pesan saatnya madrasah go international sebagaimana dakwah Nabi Muhammad saw, yang juga “go international”. Lanjutnya, pandemi covid-19 ini banyak mengandung hikmah. Antara lain membuat manusia menjadi semakin maju dan kreatif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang.
Lanjut Agung, misi ‘Go international’ itu sudah jauh-jauh diajarkan oleh Rasulullah saw bersama para sahabat. Mereka berani mengambil resiko demi optimisme, serta meninggalkan zona nyaman; yaitu harta benda, keluarga dan kekuasaan di Makkah, dan rela berhijrah ke Madinah.
Karena itu, memaknai hijrah dalam kontek kehidupan seorang siswa adalah berani berkorban, untuk memanfaatkan waktu, tenaga, dan pikiran demi meraih masa depan. “Adik-adik saat belajar di MAN 1 Yogyakarta, berarti sedang berhijrah dengan mengukir masa depan, dari masa remaja menuju masa dewasa,”ujarnya.
Ia juga mengajak para siswa agar tidak segan-segan mempunyai cita-cita yang tinggi dan menulisnya lebih rinci, serta disertai dengan doa dan ikhtiar. “Ndak usah malu. Atau bahkan banyak orang yang meremehkan Anda saat ini, tetapi justru cita-citamu dan doa yang diremehkan orang itu, doamu dikabulkan oleh Allah swt,”ungkapnya. (dzl)