Yogyakarta (MAN 1 YK)-Purna tugas tidak berarti berhenti beraktifitas. Tetapi semangat terus membara agar bisa minginspirasi dan bermanfaat bagi orang lain. Seperti yang dilakukan oleh segenap mantan guru dan pegawai MAN 1 Yogyakarta mengadakan pertemuan, Selasa(31/10) siang, di ruang pertemuan.
Pertemuan tersebut merupakan tindaklanjut usulan para mantan guru dan pegawai, untuk membetuk sebuah forum silaturrahim, yang dinamai “Intan Tugu Mansa Yogya” (Ikatan Mantan TU dan Guru MAN 1 Yogyakarta).
Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd. menyambut baik atas aspirasi mereka. Dikatakan, madrasah dengan dinamikanya tidak hanya membutuhkan kontribusi materi semata tetapi juga pemikiran, yang dapat menguatkan dan menunjang kemajuannya. “Madrasah ini tidak hanya milik civitas akademika(yang masih aktif saja-red),”ujarnya.
Wiranto juga menyampaikan, saat ini para alumnus MAN 1 Yogyakarta telah membentuk Al-Hakim Scholarship. Sebuah gerakan para alumnus, dikenal dengan "Gerakan 100 ribu pertahun". Yakni menghimpun dana dari para alumnus dan semua pihak yang peduli pendidikan untuk berinfak minimal 100 ribu pertahun. Dana yang terhimpun dikelola secara transparant dan akuntabel. Lebih dari itu, gerakan ini bersifat independen, tidak berafiliasi dengan golongan, partai politik ataupun kelompok.
Sementara itu, Sutadji, BA mantan guru dan juga Kepala MAN 1 Yogyakarta (periode 1984-1989) mengatakan, masa pensiun bukan menjadi penghalang untuk memberi manfaat bagi yang lain. Lanjutnya, himpunan manusia itu dilatarbelakangi dua hal, pertama karena ikatan batin, dan yang kedua adalah ikatan pamrih(materi).
Maka menurutnya, ‘guyub’ atau ‘paguyuban’ motivasinya semata-mata sebagai ajang silaturrahim, atau ikatan batin. Untuk itu ia berharap agar paguyuban ini dapat memberi manfaat, misalnya sedekah, atau dimana pun paguyuban itu berkumpul, hendakan memberi manfaat bagi lingkungan sekitar.
Tampak pertemuan para mantan pegawai TU dan guru tersebut berlangsung khidmat. Atusiasme mereka begitu kuat. Bahkan sebelum pertemuan dimulai, mereka terlebih dahulu masuk ke ruang guru dan pegawai, berkeliling melihat suasana madrasah. Paguyuban ini merencanakan pertemuan tiap dua bulan sekali. Dengan tempat yang berbeda, antara di madrasah dan di rumah anggota.(dzl)