Kota Yogyakarta (MAN 1 Yogyakarta)_ Jumat, (24/01)_Suasana haru dan linangan air mata mewarnai pelepasan Syeh Mohammad Kutb Hasan Husein Zakzuk, seorang pengajar yang telah dikirimkan kampus Al-Azhar, Kairo, ke MAN 1 Yogyakarta, untuk memberikan bantuan pengajarannya dalam mata pelajaran bahasa Arab, selama tiga tahun ini.
Berawal dari terpilihnya Syeh sebagai salah satu perwakilan dari kampus Al Azhar untuk mewujudkan cita-cita Al Azhar sebagai lembaga yang mengurusi umat Islam di seluruh dunia. Syeh, yang lebih akrab dipanggil 'Pak Syeh' adalah sosok seorang pengajar dari Mesir yang santun, sederhana, dan tegas dalam memberikan pengajarannya di kelas. Selalu tepat waktu ketika masuk kelas dalam membersamai murid-muridnya. Syeh yang memang memiliki hobi mengajar ini menerapkan pemahaman bahwa 'mengajar itu menyenangkan'. Dalam sambutan pamitannya beliau mengutip sebuah kalimat unggahan di FB dari seorang guru dan sahabatnya di MAN 1 Yogyakarta, Dr. Suyanto, "Kalau tidak ada murid, maka saya tidak akan pernah menjadi guru."
Kehadiran Syeh Mohammad di MAN 1 Yogyakarta ini telah membawa kesegaran dan kegembiraan bagi teman-temannya sesama guru di MAN 1 Yogyakarta. Syeh yang memiliki postur tubuh tinggi atletis ini pada awalnya ketika mengajar di kelas masih selalu mengenakan pakaian khas kampus Al-Azhar, berupa jubah gamis panjang dengan kopiah putihnya. Namun, Syeh yang memiliki hati lembut ini selalu berusaha agar kehadirannya di MAN 1 Yogyakarta dapat diterima oleh semua kalangan, tidak hanya murid-murid dan teman-teman guru senior tetapi juga para guru-guru junior yang memiliki kesukaan berolahraga futsal. Syeh pun ikut bergabung dalam olah raga futsal ini. Syeh yang pada awal-awalnya masih selalu mengenakan jubah gamisnya mulai menukarnya dengan pakaian seragam Kementerian Agama, yaitu celana panjang hitam dan hem berwarna putihnya untuk hari Senin dan Selasa. Tidak hanya itu saja, Syeh pun mulai senang mengenakan seragam batik MAN 1 Yogyakarta. Syeh yang satu ini pun tak sungkan-sungkan ikut menikmati hidangan asrama yang sama dengan murid-muridnya.
Bingung antara sedih dan senang dengan pelepasan ini, dalam menyampaikan sambutan-sambutannya, Syeh tampak sangat terharu dan menahan bulir-bulir air mata menetes keluar. Perasaan sedihnya harus meninggalkan MAN 1 Yogyakarta terungkap dalam untaian kalimat-kalimatnya ketika menyapa satu demi satu teman sekantornya yang sangat banyak membantu beliau dalam beradaptasi dan mengenal suasana dan tradisi pembelajaran di MAN 1 Yogyakarta. Dalam salah satu kalimatnya terucap pula "Jika kita tidak bisa bertemu di dunia, semoga Alloh mempertemukan kita di surga."
Dalam pamitannya di grup WA kedinasan MAN 1 Yogyakarta, Syeh menyampaikan: "Saya dengan senang hati menyampaikan segala terima kasih dan penghargaan kepada MAN 1 Yogyakarta, kepala madrasah, wakil kepala madrasah, guru dan seluruh pegawainya atas kasih sayang dan perlakuan baik yang telah diberikan kepada saya selama tahun-tahun misi pada periode Februari 2022 hingga 31 Januari 2025. Semoga Allah berbaik hati kepada Anda dan membalas Anda atas nama saya dengan pahala yang terbaik."
Selamat jalan kembali ke Mesir, Syeh, kedisiplinan dan ketegasan Syeh dalam mengajar di kelas semoga dapat menjadi suri tauladan bagi semua guru di MAN 1 Yogyakarta. (wk)