Yogyakarta (MAN 1 YK)—Penggunaan waktu yang lama tidak berbanding lurus dengan hasil dan peningkatan prestasi siswa. Hal itu disebabkan penggunaan waktu tersebut tidak fokus dan tidak digunakan sesuai waktu nyata(real time), bahkan terjadi pemborosan waktu.
Problematika tersebut diungkapkan oleh Konsultan Kementerian Agama Propinsi Jawa Timur, sekaligus Dosen Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta(UMS) dan Universitas Gadjah Mada(UGM) Prof.Dr.Eko Supriyanto, pada Workshop Inovasi Kurikulum MAN 1 Yogyakarta, Sabtu(22/9) siang, yang diikuti seluruh guru dan segenap pegawai, di Aula lantai 2.
“Madrasah/sekolah itu boros. Karena selama tiga tahun, hanya mencapai kompentensi dasar,”ujarnya. “Dan kompetensi dasar yang dicapai rendah(levelnya-red),”imbuhnya.
Lanjutnya, dan sebagian besar sekolah, selama ini durasi waktu tiga tahun hanya untuk persiapan Ujian Nasional, sedangkan mulai tahun 2017 Ujian Nasional tidak ada pengaruhnya terhadap kelulusan. Bahkan, banyak muncul ketidakpuasan terjadi karena kurikulum tidak mampu mengakomodir berbagai tuntutan stakeholders.
Disamping itu terangnya, penambahan waktu yang tidak tepat juga akan menambah kacau. Untuk itu, ia sarankan, agar dalam inovasi kurikulum mendatang, satuan pendidikan harus melakukan pemetaan terhadap materi-materi yang esensial, kemudian diakselerasi.
Dikatakan juga, perlu adanya inovasi untuk mencapai tujuan ganda tanpa mengurangi waktu normal, berupa rekayasa waktu(saldo time), rekayasa delivery(online learning), rekayasa isi(compact, convertion), dan leadership learning, dan rekayasa sumber daya manusia( pelatihan, in service, training, set in).
Usai kegiatan, Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum Taufik Zamhari, M.Sc. menyampaikan, akan menindaklanjuti rencana inovasi kurikulum ini, meskipun masih terus akan dilakukan diskusi hingga mendapatkan sistem yang tepat, efektif dan efisien. (dzl)