Yogyakarta (MAN 1 YK) -- Menulis menjadi media untuk mewariskan dan menyambung peradaban dari generasi ke generasi berikutnya. Di balik kemodernan yang dirasakan masyarakat dalam segala bidang dewasa ini, sungguh ada pengorbanan dan kepedulian generasi sebelumnya yang telah mewariskan peradaban. Salah satunya yang mereka tuangkan lewat karya tulis. Bisa dibayangkan, bagaimana jika mereka tidak mengabadikan penemuan, kemajuan, dan peradaban tersebut; dipastikan kita tidak akan merasakan kemodernan seperti saat ini. Karena pentingnya hal tersebut, untuk menguatkan budaya literasi, MAN 1 Yogyakarta menggelar workshop gerakan literasi selama dua hari, Kamis-Jumat (10-11/02/2022) di Aula lantai 2. Kerja sama antara MAN 1 Yogyakarta dan Penerbit Omera Ajibarang Kulon, Kec. Ajibarang, Kab. Banyumas, Jawa Tengah.
Hadir sejumlah narasumber Omera Pustaka: Rahmi Wijayanti (Direktur Omera Pustaka), Jufri Fatsanjani (Penulis Novel), Novita Dwi, Nuringtyas, Fitri Anggraeni, Ika Salsabila, Siti Wahyuni, Dinar Hardini, Sekar Putri (Tim Kamera), dan Arif kurniawan (Gitaris).
Workshop dengan tema 'Menjadi Madrasah Inspiratif, Mandiri, Berprestasi' ini dibuka oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag DIY, H. Muntholib, S.Ag, M.SI, dan diikuti oleh seluruh guru, siswa, dan tenaga kependidikan.
Muntholib menyampaikan apresiasi yang tinggi atas langkah-langkah MAN 1 Yogyakarta dan terselenggaranya kegiatan ini. Ungkapnya, madrasah ini telah banyak melakukan inovasi dan kreasi, serta respons cepat terhadap regulasi baru, seperti E-learning dan program digitalisasi madrasah. Ia mengajak para peserta untuk banyak membaca. "Literasi harus kita bangun mulai sekarang," ujarnya.
Kepala MAN 1 Yogyakarta, Drs. Wiranto Prasetyahadi, M.Pd., mengatakan, civitas akademica madrasah sangat perlu untuk meningkatkan literasi. Untuk itu, madarasah berupaya membangun kesadaran membaca dengan mendorong siswa untuk baca buku sepuluh menit sebelum KBM, optimalisasi perpustakaan, gerakan riset dan karya tulis, serta membentuk komunitas membaca.
Sementara itu, Jufri Fatsanjani, salah satu narasumber Omera Pustaka menuturkan, menulis menjadi cara untuk transformasi peradaban dan ilmu pengetahuan. Lanjutnya, tulisan akan menginspirasi. "Meskipun perkara buruk, kalau disampaikan (dengan tulisan-red) bisa menjadi rambu-rambu bagi orang lain," ujarnya.
Kata Jufri, untuk kelancaran menulis, ide dasar tulisan, bisa digali dan dimulai dari peristiwa yang ditemui atau pengalaman hidup. "Paling mudah untuk 'mengail ide' adalah pengalaman pribadi, karena kita tahu detail," ujarnya.
Lanjutnya, proses kreatif harus dimulai hari ini untuk kesuksesan di masa yang akan datang." Penuhi 'lumbung' pikiran kalian dengan banyak membaca buku," pungkasnya.
Tampak workshop ini diikuti civitas akademica dengan penuh antusias. Workshop berlangsung meriah, aktivitas dikemas secara kreatif. (dzl)