Yogyakarta(MAN 1 YK)—Di bawah koordinasi Bimbingan Konseling(BK), MAN 1 Yogyakarta selenggarakan pembekalan bagi guru yang akan melaksanakan Home Visit dan bimbingan akademik, Kamis(14/9), di aula lantai 2, dengan menghadirkan pakar bidang bimbingan konseling Dody Hartanto, S.Pd. M.Pd.
Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs.H.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd. mengatakan, mendidik dan membimbing itu lebih sulit dari pada sekedar mengajar. Lebih dari itu, pemberian bimbingan bukan hanya menjadi tugas guru Bimbingan Konseling(BK). “Mengajar itu mudah, tetapi mendidik dan membimbing itu yang sulit,”ujarnya.
Wiranto berharap, agar para guru yang bertugas dalam home visit mendapatkan data dan informasi yang benar, sehingga madrasah bisa menindaklanjuti dan memberi kontribusi yang tepat.
Sementara itu, narasumber Dody Hartanto mengatakan, di era globalisasi ini, perkembangan mental anak-anak muda generasi penerus sangat memprihatinkan. Ungkapnya, mereka secara mental belum siap, bahkan mereka cenderung terjerumus dalam pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkoba, yang penyebarannya massif.
Bahkan ungkap Dody, mereka kehilangan harapan, hingga mereka melakukan tindakan bunuh diri. “Mereka kesepian, walaupun mereka mendengarkan musik,”tutur Ketua Prodi BK Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan(UAD) Yogyakarta itu.
Menurut Dody, beda generasi menciptakan beda perilaku, anak-anak dalam kondisi yang berbeda. Setidaknya ada lima tipe generasi yaitu pertama, Baby Boomer (lahir tahun 1946 – 1964) Generasi yang adaptif, mudah menerima dan menyesuaikan diri.
Kedua, Generasi X (lahir tahun 1965-1980) menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Jane Deverson, sebagian dari generasi ini memiliki tingkah laku negatif seperti tidak hormat pada orang tua.
Ketiga, Generasi Y (lahir tahun 1981-1994) Generasi millenial atau milenium. Keempat, Generasi Z (lahir tahun 1995-2010) Generasi yang akrab dengan teknologi gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka.
Kelima, Generasi Alpha (lahir tahun 2011-2025) Generasi yang sangat terdidik karena masuk sekolah lebih awal dan banyak belajar, rata-rata memiliki orang tua yang kaya dengan sedikit kontrol dan perilaku instan.
Untuk itu saran Dody, sebelum melakukan home visit dan bimbingan akademik, yang perlu dilakukan oleh guru pembimbing adalah mengenali kondisi anak. Hal itu perlu dilakukan agar komunikasi terbangun dengan baik antara anak dan guru pembimbing .
Kemudian Dody juga mengungkapkan beberapa faktor yang menjadi sebab stress anak-anak, antara lain tugas-tugas mata pelajaran, beban hidup keluarga, hubungan dengan teman, kekurangsiapan mental untuk belajar, psikosomatis, overkompensasi, dan dekompensasi.
Karena itu, terang Dody, memahami tentang identitas siswa dan lingkungan siswa, serta peluang bekerja dan lanjut ke perguruan tinggi sangat penting. Peran guru pembimbing saat menghadapi anak yang bergejolak adalah sebagai stabilisator.
Acara pembekalan berlangsung lancar, hingga berakhir pukul 15.00 WIB. Saat ditemui, Koordinator Guru Bimbingan Konseling MAN 1 Yogyakarta R.Hamdan Jauhari, S.Pd. mengatakan, kegiatan ini bagian dari upaya untuk mempersiapkan mental siswa kelas XII dalam menghadapi UN dan lanjut perguruan tinggi. (dzl)