Kota Yogyakarta (MAN 1 Yogyakarta) - Lomba Peneliti Belia yang merupakan ajang lomba penelitian yang diselenggarakan oleh Center Young Scientist (CYS) pada Senin (18/11) mengumumkan kejuaraannya dengan menyebutkan tiga tim dari MAN 1 Yogyakarta. Ketiga tim ini berkesempatan untuk mengikuti seleksi di tingkat nasional yang akan diselenggarakan di Tangerang pada (5/12).
Hafsha Alifa siswa kelas XI F mengajukan karyanya dalam bidang Matematika dan mendapat gelar Juara 1 dengan judul “Seni Matematika pada Bilangan Golden Ratio: Implementasi Bilangan Fibonacci dan Golden Ratio dalam Improvisasi Lagu Lir-Ilir.” Penelitian ini membahas bagaimana Matematika dapat digunakan untuk meningkatkan estetika dalam seni, salah satunya pada lagu tradisional. “Selama setahun saya fokus pada judul tersebut karena ranah bidang penelitian yang saya ambil belum pernah saya ikuti sebelumnya. Selama proses penelitian, hambatan yang saya temui pada pemahaman saya dalam membaca notasi angka pada partitur lagu dan menghitung pola bilangan pada lagu,” demikian jelas Hafsha.
Dari bidang Sejarah, Zafaroni Fikri dari kelas XII C bekerjasama dengan Nur Rohmad dari kelas XII D mengajukan judul penelitiannya “Semarak Pedjoang Tinta dan Kuas: Kiprah Organisasi Seniman Indonesia Muda pada Masa Revolusi Fisik 1945-1949 di Yogyakarta,” dan meraih juara 1 dan berhak mengikuti seleksi di tingkat nasional. Tim selanjutnya yang digawangi oleh Kinanti Pinaring Gusti dan Wilman Arkana Zatari keduanya dari kelas X E mengusung judul “Gift Tiktok dan Efeknya: Korelasi antara Hubungan Konten Konyol dan Self Harm terhadap Perilaku Konsumtif Pengguna Tiktok,” penelitian di bidang Sosiologi ini mendapatkan predikat Harapan 1.
Sebagai kepala MAN 1 Yogyakarta, Drs. H. Wiranto Prasetyahadi, M.Pd. merasa sangat bangga dan selalu memberikan apresiasi tinggi atas prestasi siswa-siswi MAN 1 Yogyakarta. Wiranto menegaskan bahwa MAN 1 Yogyakarta tetap konsisten mengusung visi dan misinya dengan “Ulil Albab”nya: Unggul, Ilmiah, Amaliyah, Tekun Ibadah, dan Bertanggung Jawab, serta “Prestasi Tiada Henti, Cerdas dan Islami.” Pemberian kesempatan untuk belajar dan berlatih serta mempersiapkan materi-materi lomba dengan izin-izin meninggalkan pelajaran merupakan cara madrasah untuk menjadikan siswa-siswi yang mengikuti kompetisi dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya di samping dukungan dari guru-guru dan pembimbing lomba, jelas Wiranto. (wk)