Yogyakarta (MAN 1 YK) — Internasionalisasi, digitalisasi dan profesionalisme madrasah menjadi kebutuhan mendesak dalam menjawab tantangan zaman. Bagian dari upaya itu, Madrasah Aliyah Negeri Keagamaan (MANPK) MAN 1 Yogyakarta menggelar Web-Seminar (Webinar) melalui Zoom Meetings tentang orientasi studi di luar negeri, Rabu (15/7/2020) siang.
Kegiatan ini, menghadirkan narasumber Diplomat KBRI Riyadh Saudi Arabia Muhtarom Suwarso, Lc.,MA., dan diikuti oleh seluruh siswa MANPK dan segenap civitas akademika MAN 1 Yogyakarta.
Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs.H.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd. dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini sangat penting untuk diikuti, karena dapat membuka wacana dan wawasan global terutama bagi siswa madrasah yang ingin studi lanjut di luar negeri.
Ungkapnya, para alumnus MANPK jilid pertama terbukti berhasil. Saat ini, mereka mempunyai peran penting mengabdi di birokrasi pemerintah, tokoh masyarakat luas, di dalam dan luar negeri.
“Semoga keberhasilan para alumnus MANPK dapat menjadi motivasi dan inspirasi. Mudah-mudahan adik-adik kelas dapat menyusul keberhasilan mereka, serta dapat menjadi madrasah yang hebat dan bermartabat,” harapnya.
Sementara itu Muhtarom Suwarso menjelaskan, sedikitnya ada tiga hal yang harus dipersiapkaan oleh siswa sebelum studi lanjut di perguruan tinggi luar negeri, terutama di negara-negara Timur Tengah. Pertama, penguasaan Bahasa Arab. Menurutnya, Bahasa Arab merupakan kunci studi ilmu-ilmu syariat dan agama. Karena sumber hukum utama Islam: Al-Quran dan Hadits. Tanpa penguasaan bahasa tersebut, maka tidak mungkin dapat memahami perkara-perkara syariat dan agama secara benar.
Kedua, menghafal Al-Quran minimal tiga juz. Pasalnya, untuk mengerti dan menguasa hukum-hukum, maka harus hafal Al-Quran. Ketiga, mempunyai wawasan kultur dan budaya di negara-negara Timur Tengah, seperti di Mesir, Yaman, Maroko, Sudan, Turki, dan Arab Saudi.
Muhtarom menambahkan, yang penting lagi dalam pengusaaan Bahasa Arab adalah harus banyak dipraktikan. “Mulai dari sekarang kalian bersemangat, ikhtiar dan tawakal, serta ikuti informasi-informasi dan isu-isu kontemporer ‘almasalah alwaqiyyah’,”pinta Alumnus MANPK MAN 1 Yogyakarta Tahun 1991 itu.
Menurutnya, studi Islam yang tepat dalam jenjang strata 1 (sarjana) lebih tepat di Timur Tengah. Pasalnya, akan banyak belajar dari sumber asli dan ilmu-ilmu dasar syariat dan agama, agar terhindar dari paham liberal. “Kalau sudah raih sarjana di Timur Tengah, silakan kalau mau studi lanjut magister (s2) di Barat,”ujarnya.
Webinar berlangsung khidmat. Banyak pertanyaan yang diajukan oleh para peserta, usai pejelasan dari narasumber. Di akhir seminar, Koordinator Program Keagamaan MAN 1 Yogyakarta Suyanto, M.Pd berharap agar para siswa MANPK setidaknya mempunyai gambaran dan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk meraih cita-cita mereka. (dzl)