Yogyakarta (MAN 1 YK) -- Sebanyak 281 Siswa MAN 1 Yogyakarta mengikuti Wisuda Purna Siswa Tahun Pelajaran 2022/2023, Kamis (04/05/2023), di Gedung Multipurpose UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sungguh acara wisuda purna siswa tahun ini sangat istimewa, karena dihadiri langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD, S.H., S.U., M.I.P. beserta jajarannya.
Hadir pula dalam kesempatan ini, Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof.Dr.Phil. Al-Makin, M.A., Kabag TU Kanwil Kemenag DIY H. Muntolib, S.Ag, M.Si, Kabid Dikmad Kanwil Kemenag DIY, H. Abd. Su'ud, S.Ag, Kankemenag Kota Yogyakarta H.Nadhif, S.Ag, M.S.I. Kasi Dikmad Kota Yogyakarta Elfa Tsuroyya, S.Ag., M.Pd.I., M.Pd.,, komite madrasah, pengawas, alumni, guru dan pegawai, serta segenap orang tua wali siswa, yang disiarkan secara langsung via Chanel Youtube madrasah https://www.youtube.com/watch?v=EACyfvwMcdY.
Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs.H.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd. menyampaikan terimakasih atas kehadiran dan kepercayaan para orang tua wali siswa yang telah menyekolahkan anaknya di madrasah ini. Atas dukungan semuanya, madrasah ini meraih banyak prestasi dan memberi banyak manfaat. “Semoga anak-anakku sukses dunia akhirat. Alim dan alimah, berbakti kepada orang tua dan guru, bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara,” harapnya.
Sementara itu, Mahfud yang juga alumnus PHIN (MAN 1 Yogyakarta) memberikan orasi ilmiah, memotivasi para purna siswa, guru, pegawai, dan orang tua wali siswa. Ia menceritakan, untuk mencetak ahli di bidang pendidikan dan hukum Islam, Pemerintah pada tahun 50-an membentuk Sekolah Guru dan Hakim Islam (SGHI), kemudian diubah menjadi Sekolah Guru dan Hakim Agama (SGHA), lalu diubah lagi menjadi Pendidikan Hkim Islam Negeri (PHIN) di Yogyakarta yang sekarang ini menjadi Madrasah Aliyah Negeri 1 Yogyakarta (MAN 1 Yogyakarta). “Saya ikut mencicipi dan menimbun kenangan di PHIN Yogyakarta pada tahun 1975-1977),” ungkapnya.
Terkait masa depan bangsa dan negara Indonesia, dengan kemajemukan masyarakat, suku, budaya dan bahasa, serta kekayaan sumber daya alam yang melimpah, maka bangsa yang besar ini membutuhkan kesatuan. Mahfud mengajak, setiap anak bangsa harus bertekad untuk bersatu dan memajukan bangsa dan negara. Minimal dua syarat. Pertama, Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang menguasai teknologi informasi, terbiasa dengan digitalisasi. dan yang kedua adalah integritas (kejujuran). Kedua hal tersebut tidak bisa dipisahkan. “Sekarang ini, banyak korupsi di mana-mana, karena tidak berintegritas. Banyak penipuan online karena tidak jujur,” tandasnya.
Lanjutnya, pendidikan pesantren dan madrasah harus dikembangkan, karena sesungguhnya di kedua tempat ini tempat pendidikan moral. Bahkan, moral lebih didahulukan dari pada pendidikan otak (ilmu). Ungkapnya, fenomena saat ini, banyak orang-orang kota yang lebih memilih menyekolahkan anaknya di pesantren dari pada di sekolah umum.
“Karena orang tua mereka itu, merasa aman kalau kalau anaknya ditaruh di pesantren, sedangkan mereka fokus kerja. Dididik jadi anak baik, pulang dari pondok jadi anak pinter dan berakhlak,” ujarnya, untuk itulah pemerintah hadir, memberi undang-undang tentang pesantren dan pendidikan nasional.
Kemudian ungkapya, prinsip-prinsip dasar (pilar) yang harus dikembangkan dalam lembaga pendidikan Islam, sesuai ajaran Islam adalah pertama, ilmu pengetahuan dan agama itu tertintegrasi dalam satu bangunan kehidupan setiap orang. Kedua, Islam itu menerima rasionalitas, tetapi menolak rasionalisme. Ketiga, keselamatan manusia. “Selamat kepada Anda yang diwisuda hari ini, mudah-mudahan sukses dalam perjalanan kehidupan saudara,” pungkasnya. (dzl)