Sleman(MAN 1 YK)—Malam Api Unggun Perkemahan Bakti MAN 1 Yogyakarta meriah dengan Festival Kesenian Rakyat(FKR), Senin(1/4)malam. Ragam kesenian rakyat ditampilkan dengan baik oleh para peserta perkemahan di Bumi Perkemahan Bumi Tangkil, Kemiri, Purwobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Prosesi upacara penyalaan Api Unggun berlangsung khidmat. Cuaca malam itu, cerah dan tidak hujan. Para peserta upacara dengan pakaian lengkap berbaris rapi memanjang. Di hadapan mereka, terdapat tumpukan kayu bakar yang disusun menggunung.
Di kegelapan malam, upacara dimulai. Tidak ada pencahayaan, kecuali pada pembawa acara. Tampak sepuluh tim pembawa obor (dasa dharma) berlari dan menyalakan obor mereka secara bergantian sambil melafalkan butir-butir Dasa Dharma Pramuka. Tidak menunggu lama, api unggun pun menyala, menerangi lapangan upacara perkemahan itu.
Soeprastiyono, M.Pd.I selaku Pembina upacara menjelaskan, dalam tradisinya api unggun dimaksudkan sebagai sarana untuk menjaga diri dari binatang buas, menghangatkan diri, isyarat keadaan bahaya, bagian dari upacara keagamaan atau perayaan, atau sebagai perapian untuk memasak makanan.
Lanjutnya, Api Unggun dalam pramuka merupakan salah satu bentuk kegiatan di alam terbuka khususnya pada malam hari. Api unggun sebagai kegiatan di alam terbuka dapat mengembangkan aspek-aspek kejiwaan pada peserta didik, sehingga tepat kiranya jika dikatakan bahwa api unggun merupakan suatu alat pendidikan. Api unggun bukan sebagai alat penyembahan atau untuk disembah.
“Hal itu itu tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam dasa dharma pramuka kesatu yakni ‘Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa’,”tandasnya.
Hangatnya Api Unggun malam itu semakin meriah, dengan hadirnya ragam karya seni dari perwakilan kelas dalam FKR itu, antara lain teaterikal kisah klasik; Malin Kundang, Ramayana, go green, tarian klasik dan tarian kombinasi.(dzl)