Drs. R. Khamdan Jauhari: Menjadikan Bimbingan Konseling Sebagai Jalan Ibadah

18 Aug 2025, 11:05 MAN 1 Yogyakarta 16

this used to be photo

Di balik ketenangan wajah dan tutur kata yang bersahaja, tersimpan perjalanan panjang seorang pendidik yang menjadikan profesinya sebagai bentuk pengabdian tertinggi. Drs. R. Khamdan Jauhari, guru Bimbingan Konseling (BK) di MAN 1 Yogyakarta, resmi memasuki masa purna tugas per 1 Agustus 2025. Namun, jejaknya tak akan pernah benar-benar pergi dari madrasah ini. Ia adalah sosok yang telah menanamkan nilai, membentuk karakter, dan menjadi tempat berteduh bagi banyak siswa yang tengah mencari arah.

Lahir dan tumbuh di ujung selatan Indonesia, Pak Khamdan memulai langkahnya sebagai santri di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah. Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi, ia kembali ke pesantren, mengajar dan mengasuh santri sebagai guru BK. “Saya ingin kembali ke akar, ke tempat saya dibesarkan, dan memberi kembali,” tuturnya. Pilihan menjadi konselor bukanlah kebetulan. Semasa remaja, ia kerap menjadi tempat curhat para orang tua di lingkungan sekitar. “Saya sering bingung menjawab, hanya bisa sebisanya. Dari situ saya ingin membantu mereka dengan ilmu,” kenangnya. Dorongan untuk memahami dan menolong menjadi fondasi kuat dalam kariernya.

Saat pertama kali mengajar di MAN 1 Yogyakarta, Pak Khamdan menghadapi tantangan besar. Lingkungan yang heterogen, siswa putra dan putri dengan latar belakang beragam, menuntut penyesuaian yang tidak mudah. Namun, dengan kesabaran dan prinsip Islam sebagai pegangan, ia perlahan menemukan ritme dan makna dalam setiap interaksi. Salah satu momen paling berkesan baginya adalah saat menjadi bagian dari tim sukses penyelenggaraan Islamic Career Day—sebuah terobosan yang kala itu menjadi pionir di tingkat MAN se-DIY. “Walau kini relevansinya berkurang, saat itu kami membuka cakrawala siswa dan orang tua tentang masa depan,” ujarnya.

Bagi Pak Khamdan, guru BK bukan sekadar pendengar masalah siswa. Ia melihat peran konselor sebagai agen yang memahami kebutuhan, problem, dan potensi siswa, lalu menumbuhkannya menjadi karakter positif dan karier yang dicita-citakan. Pendekatannya pun khas: rasional emotif yang dipadukan dengan nilai-nilai religi. “Nilai Islam adalah prinsip utama saya. Karena pendidikan bukan hanya soal akademik, tapi juga soal jiwa dan akhlak,” tegasnya.

Jika harus merangkum seluruh perjalanan kariernya dalam satu kata, Pak Khamdan memilih “ibadah.” Baginya, setiap langkah sebagai guru BK adalah bentuk pengabdian kepada Allah SWT dan bangsa. “Ibadah menentukan niat, langkah, dan hasil, dunia dan akhirat,” ucapnya penuh keyakinan. MAN 1 Yogyakarta pun bukan sekadar tempat bekerja. Ia menyebutnya sebagai tempat pengabdian untuk mencetak kader pemimpin bangsa yang berjiwa tauhid. Ia berharap madrasah ini terus dikelola secara profesional, dengan ruang bagi nasihat dan kritik para ustadz dalam setiap perencanaan dan evaluasi.

Di akhir wawancara, Pak Khamdan menyampaikan pesan yang menyentuh hati. Ia tidak meminta dikenang sebagai sosok sempurna. “Ingat kekurangan dan kesalahan saya, agar bisa dihindari dan dimaafkan. Jika ada hutang, tagihlah di dunia ini atau halalkan, agar tak ada lagi tagihan di akhirat nanti,” katanya dengan nada rendah hati. Sebuah pesan yang mencerminkan keikhlasan dan ketulusan seorang pendidik sejati. (dee)


Bagikan Artikel :


Berita Yang Lain

Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera: MAN 1 Yogyakarta Peringati HUT RI ke-80
18 Aug 2025, 14:27

Drs. R. Khamdan Jauhari: Menjadikan Bimbingan Konseling Sebagai Jalan Ibadah
18 Aug 2025, 11:05

Satukan Visi: Capacity Building MGMP Informatika DIY Siap Implementasikan KBC
18 Aug 2025, 07:24

Asah Ketangkasan dan Sinergi di Lomba Ball-In Pitulasan MAN 1 Yogyakarta
18 Aug 2025, 06:53

Adu Taktik dan Kekompakan Tim Melalui Lomba E-Sport Mobile Legends Pitulasan MAN 1 Yogyakarta
18 Aug 2025, 06:47