Yogyakarta (MAN 1 YK) — Membicarakan permasalahan akhlak mulia akan tetap berlaku, seiring kebutuhan manusia yang membutuhkan kedamaian dalam hidup. Tanpa akhlak mulia, sungguh kedamaian tidak akan tercapai. Bahkan, salah satu misi diutusnya Rasulullah Saw. adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.
Hal tersebut terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Tim Penelitian Universitas Islam Indonesia bersama MAN 1 Yogyakarta, Kamis (6/1/2022) siang, di aula lantai 2. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs.H.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd. bersama seluruh wakil kepala madrasah, serta sejumlah guru mata pelajaran agama.
Ketua Tim Penelitian UII Dra. Sri Harningsih, M.Ag., menuturkan, penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan akademik tentang model internalisasi akhlak mulia menyongsong era industri 5.0. Lanjutnya, ia berharap, melalui forum ini, ia bersama tim ingin mengetahui dan menemukan model penanaman nilai-nilai akhlak mulia di madrasah ini.
“Semoga internalisasi nilai akhlak mulia yang telah diterapkan di madrasah ini dapat dicontoh dan menginspirasi bagi madrasah lainnya,” harapnya.
Ia sampaikan, bahwa penelitian tentang internalisasi akhlak mulia ini, dilakukan pada tiga madrasah lingkup Kementerian Agama DIY, yaitu: MAN 1 Yogyakarta, MAN 3 Bantul, dan MAN 3 Sleman.
Sementara itu, Kepala MAN 1 Yogyakarta, Drs.H.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd., menyambut baik penelitian ini, serta apresiasi yang setinggi-tingginya pada tim peneliti. “Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi lembaga pendidikan kita,” ujarnya.
Wiranto menegaskan, di madrasah ini, karakter akhlak mulia menjadi hal yang diutamakan. Sebutnya, pembiasaan akhlak mulia dan internalisasinya dimasukkan dalam berbagai kegiatan, baik di ruang kelas, maupun di luar kelas.
Kepala Unit Keagamaan MAN 1 Yogyakarta, Latifah Rahmawati, M.Pd., menyebutkan, secara garis besar proses internalisasi nilai-nilai akhlak mulia di madrasah ini melalui tiga cara yaitu, pertama: penyampaian konsep akhlak mulia melalui pelajaran dan kegiatan-kegiatan keagamaan. Kedua: Pembiasaan, yakni menciptakn iklim dan suasana madrasah yang kondusif, seperti penyelenggaraan doa dan tadarus Al-Quran, serta lagu Indonesia Raya pada setiap sebelum jam pertama. Ketiga: melalui keteladanan dari semua guru dan pegawai. (dzl)