Yogyakarta (MAN 1 Yogya) - Dalam rangka menyemarakkan Pesta Demokrasi Pemilihan Ketua OSIS periode 2025/2026, Majelis Permusyawaratan Siswa (MPS) MAN 1 Yogyakarta turut menggelar ajang MPS CUP yang menghadirkan beragam kompetisi antar kelas. Setiap kelas diberi kesempatan untuk mengirimkan perwakilan murid dalam berbagai cabang lomba yang diselenggarakan. Salah satu kompetisi yang menarik perhatian adalah lomba Debat, yang berlangsung di lapangan basket MAN 1 Yogyakarta pada Jumat (12/09/25).
Sistemnya adalah debat per babak dengan tiga tim berbeda bertanding dalam setiap babak. Masing-masing dari tim mengambil undian untuk menentukan apakah akan menjadi tim pro, kontra, atau netral. Telah disiapkan juga 10 kertas berisi mosi yang mencakup berbagai isu terkini, tiga di antaranya “Media sosial lebih banyak membawa dampak negatif daripada positif dalam penyelenggaraan pemilu.”, “Hoaks merupakan faktor terbesar yang merusak kualitas pemilu.”, serta “Larangan penggunaan sekolah dan rumah ibadah sebagai tempat kampanye pemilu adalah langkah yang tepat.”
Setelah diundi dan mosi dibacakan, setiap tim mendapat kesempatan tiga menit untuk case building tanpa bantuan gawai maupun internet. Peserta hanya diperkenankan membawa catatan tertulis yang telah disiapkan sebelumnya. Debatnya terdiri dari tiga tahap, penyampaian argumen awal, sesi rebuttal atau tanggapan cepat, dan closing argument. Peserta dilarang melakukan serangan pribadi atau menyinggung unsur SARA selama debat berlangsung.
Kepala MAN 1 Yogyakarta, Edi Triyanto, S.Ag, S.Pd, M.Pd, menyampaikan bahwa lomba debat dalam rangkaian PEMILOS bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga ruang pembelajaran yang strategis. “Debat ini menjadi sarana penting untuk melatih ketajaman berpikir, keberanian berpendapat, dan kemampuan menyampaikan gagasan secara logis dan santun. Mosi yang diangkat sangat relevan dengan isu demokrasi masa kini, sehingga murid tidak hanya belajar berbicara, tetapi juga memahami konteks sosial-politik yang sedang berkembang. Saya berharap kegiatan seperti ini terus dikembangkan sebagai bagian dari pendidikan karakter dan literasi demokrasi di madrasah,” ujarnya.
Lomba debat ini diadakan untuk melatih kemampuan berpikir kritis serta berargumentasi. Mosi yang dipilih juga berkaitan erat dengan isu demokrasi saat ini untuk memberikan pemahaman mendalam kepada murid-murud perihal pentingnya ikut serta dalam proses demokrasi. (vyn)