Yogyakarta (MAN 1 Yogyakarta) — Sebagai bagian dari implementasi kebijakan Merdeka Belajar, sistem evaluasi pendidikan nasional terus diperkuat melalui pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) 2025. Program yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) ini bertujuan untuk memotret mutu pendidikan secara menyeluruh, tidak hanya dari sisi kemampuan kognitif siswa, tetapi juga karakter serta kondisi lingkungan belajar.
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Yogyakarta menjadi salah satu institusi yang turut ambil bagian dalam gelombang transformasi ini. Sebanyak 50 siswa mengikuti asesmen pada Rabu dan Kamis, 6–7 Agustus 2025. Materi yang diujikan meliputi literasi, numerasi, angket karakter, dan angket lingkungan belajar. Kegiatan ini diawasi oleh pengawas dari Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, menandai kolaborasi antar lembaga pendidikan yang semakin solid.
ANBK tahun ini mengusung pendekatan yang lebih holistik dengan tiga komponen utama: Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. AKM dirancang untuk mengukur kemampuan dasar literasi dan numerasi siswa sebagai representasi dari keterampilan abad ke-21. Survei Karakter bertujuan menggali nilai-nilai kebajikan, seperti integritas, kemandirian, dan gotong royong. Sementara itu, Survei Lingkungan Belajar menjadi potret penting terhadap kualitas interaksi dan kenyamanan ruang belajar di madrasah.

Kepala MAN 1 Yogyakarta, Edi Triyanto, S.Ag, S.Pd, M.Pd, menyampaikan optimisme terhadap pelaksanaan ANBK sebagai momentum evaluatif yang memberi arah strategis bagi peningkatan mutu. “Kami melihat ANBK bukan sekadar ujian, tetapi cermin untuk mengevaluasi proses belajar secara lebih mendalam. Harapan kami, hasil asesmen ini dapat mendorong peningkatan nilai raport pendidikan sekaligus memperkuat mutu pembelajaran di madrasah. Kami berkomitmen untuk menjadikan hasil ANBK sebagai dasar perbaikan berkelanjutan,” ujarnya penuh semangat.
Partisipasi MAN 1 Yogyakarta dalam ANBK 2025 menegaskan bahwa madrasah tidak hanya adaptif terhadap perubahan, tetapi juga proaktif dalam membangun ekosistem pendidikan yang lebih relevan dan manusiawi. (dee)