Yogyakarta (MAN 1 Yogya) – Indonesia adalah negara yang penuh dengan keberagaman. Bagaikan pedang bermata dua, keberagaman merupakan anugerah yang menjadi salah satu ciri khas dan keunikan Indonesia. Namun, bila tidak dikelola dan dirawat dengan baik keberagaman justru bisa mengancam keutuhan negara. Moderasi beragama merupakan salah satu kunci untuk mejaga keberagaman dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam rangka memperkuat sikap moderat dan nilai-nilai moderasi beragama siswanya, MAN 1 Yogyakarta turut serta dalam kegiatan Dialog Moderasi Beragama bagi Siswa Madrasah Aliyyah (MA) kelas X yang telah terlaksana pada Rabu (31/01/2024) di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta.
Sejumlah siswa perwakilan organisasi jurnalistik, pramuka, dan rohis MAN 1 Yogyakarta menghadiri acara seminar moderasi beragama. Acara ini diadakan oleh Kementrian Agama (Kemenag). Tak hanya MAN 1 Yogyakarta, Kemenag juga turut mengundang MAN 2 Yogyakarta, MA Nurul Ummah, dan Madrasah Aliyah di Jogja lainnya. Acara berlangsung pukul 09.00 – 11.30 WIB.
Acara ini disambut langsung oleh Kepala kantor Kemenag H Nadhif, S.Ag, MSI. Ia menuturkan bahwa moderasi beragama adalah program prioritas Kemenag. Demi memaksimalkan bonus demografi 2045, sikap bermoderasi harus ditanamkan sejak dini. Agar terhindar dari perpecahan akibat perbedaan praktik ibadah dan cara menghormati umat beragama lainnya.
Para hadirin menyimak pemaparan materi oleh Ghufran Su’udi dengan penuh antusias.
“Moderasi tidak menurunkan semangat belajar agama. Semakin banyak ilmu, maka seseorang itu semakin tawadhu, semakin tasamuh. Dan untuk menjadi pribadi yang moderat, harus mempelajari ilmu lainnya. Agar tidak mudah menghakimi umat lainnya yang dapat menimbulkan ketidakharmonisan di masyarakat.”
Kemudian sesi tanya jawab dibuka untuk mengakhiri seminar dan dilanjutkan do’a bersama. (sab/kin/ar)