Yogyakarta (MAN 1YK) -- Setiap orang yang beriman mendambakan kebahagian dunia dan akhirat. Namun menggapai kebahagiaan itu tidaklah semudah membalik telapak tangan. Butuh kesabaran dan ketekunan dalam menjalani kehidupan ini. Hal ini menjadi pembicaraan pokok dalam pengajian keluarga MAN 1 Yogyakarta, Ahad(22/1)kemarin siang, di Balai RW Mangkukusuman, Baciro Yogyakarta.
Pengajian yang digelar tiap 2 bulan ini menghadirkan seorang dai Imam Syafi’I, S.Pd. MM., berlangsung mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB. Diawali dengan pembacaan ayat Al-Qur’an, mujahadah. Yang kemudian disambung dengan pengajian.
Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs.H. Wiranto Prasetyahadi, M.Pd. sangat mengapreasiasi kegiatan ini. menurutnya, kegiatan ini dapat memperkuat tali silaturrahim antar civitas akademika madrasah. “Mari silaturrahim ini, kita teruskan,”ujarnya.
Ia juga mengingatkan akan kematian yang akan sewaktu-waktu datang menjemput, diharapkan agar amal perbuatan yang dilakukan, mengantarkan husnul khatimah. “Malaikat Izrail sewaktu-waktu akan datang, husnul khatimah menjadi harapan kita,”pintanya.
Pada kesempatan itu, Wiranto juga menyampaikan tentang para alumnus MAN 1 Yogyakarta yang terpanggil kesadaran dan kepedulian. Mereka kata Wiranto, menggalang beasiswa untuk siswa yang tidak mampu. Selain itu mereka, juga akan mengadakan reuni akbar pada Juli 2017 mendatang, sebagai tindaklanjut program tersebut. “Mari kita jaga kepercayaan mereka ini,”tuturnya.
Sementara itu Penceramah Imam Syafi’i, S.Pd, MM. menjelaskan, untuk menggapai kebahagiaan dunia akhirat, menurutnya, ada tujuh amalan ajaib yang harus dibiasakan setiap harinya. Amalan tersebut kata Syafi’i, bagun pagi, Sholat subuh berjama'ah, Sholat tahajud, Sholat dhuha, mau menolong agama Allah, dan senantiasa bersyukur kepada Allah swt.
Termasuk rasa syukur terhadap nikmat Allah swt terangya, adalah untuk menggunakan lisan, atau berbicara seperlunya saja. Serta senantiasa disiplin dalam ibadah, waktu, kerja, makan minum seperti yang dicontoh rasulullah, istirahat cukup, dan senantiasa menjaga keseimbangan hidup.
“Idzaa ashbaha ibnu aadama fa inna a’dhaa ahu tukaffiru lil lisaani taquulu ittqillaah fiinaa fa innaka inis taqomta istaqmnaa, wa an a’wajaj ta, I’wajajnaa(Apabila manusia berada pada waktu pagi, maka seluruh anggota tubuhnya mengatakan kepada lisannya; 'Bertakwalah kamu kepada Allah, sebab kami tergantung kepadamu, apabila kamu lurus maka kamipun akan lurus dan apabila kamu melenceng, kamipun akan melenceng),”jelasngya bacakan hadits nabawi.(dzl)