Yogyakarta (MAN YK I) - Pentas tunggal Teater MAN Yogyakarta I memukau para penonton. Lebih dari itu pentas malam itu juga layak menjadi tontonan dan tuntunan(menjadi pelajaran) . Ada 20 siswa yang menjadi pemain dalam pentas. Meraka berteater di panggung proscenium dengan mengangkat cerita yang bertema masalah "Iman Kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam", di Societet Taman Budaya Yogyakarta, Ahad(13/11) malam. Tema ini, diadaptasi dari sebuah naskah berjudul ‘Masyithoh’ karya Amirul Chaq Aka, menceritakan perjuangan seorang Masyitoh dalam mempertahankan keimanannya, hingga ia dan keluarganya menjadi taruhannya.
Masyitoh adalah seorang perempuan Israel yang bernasib menjadi budak di istana kerajaan Fir’aun. Sehari-harinya, ia melayani Putri Taya, putri kesayangan Firaun yang mulia. Selama menjadi budak, Masyitoh bekerja dengan baik, tetapi Masyitoh merahasiakan bahwa dirinya dan keluarganya tidak mau menuhankan raja Fir’aun. Masyitoh dan keluarganya yang berbangsa Israel itu hanya beriman kepada Allah, ialah agama yang dibawa Nabi Ibrahim as.
Suatu ketika dalam hidupnya, Masyitoh mengalami insiden di depan Putri Taya, hingga secara reflek mengucapkan nama Allah dalam kepanikannya. Demi mendengar hal itu, Putri Taya mengadu kepada ayahanda bahwa Masyitoh telah murtad, dan tidak mau bertuhan kepada Baginda Fira’un yang mulia dan kaya raya itu.
Lebih dari 300 penonton mulai memadati gedung pementasan sejak pukul 19.00 WIB. Setengah jam kemudian acara dimulai. Pembawa Acara Amarylis Nurdiana dan M.Khalif Lazuardi keduanya tampil prima dalam pentas yang melibatkan sedikitnya 100 siswa ini.
"Selamat, kami merasa bangga, dan sangat mengapresiasi jerih payah para siswa dan semua yang turut mendukung pementasan ini,"ujar Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan Singgih Sampurno, MA. saat membuka acara. Ia juga berharap agar kegiatan ini menjadikan para siswa semakin eksis khususnya dalam bidang seni, dan menjadi bekal di masa depan.
Iringan ilustrasi musik perkusi yang dimainkan Danny, serta tata cahaya oleh Wardono serta kostum para pemain ala Mesir kuno, membuat pentas teater yang disutradarai Japhens itu semakin memukau. Lebih dari itu kemampuan improvisasi antar pemain, dengan adegan-adegannya membuat para penonton terkesima. Hampir 2 jam lebih, totalitas peran para pemain suguhkan penampilan yang terbaik.
"Sangat hebat,"ujar Kepala MAN Yogyakarta I Drs.H.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd. di akhir acara. "Hampir-hampir saya tidak percaya, ternyata anak-anak mampu tampil hebat,"imbuhnya. Ia juga berharap agar kesuksesan dalam pentas seni juga diimbangi kesuksesan dalam studi.(dzl)