Syawalan MAN 1 Yogyakarta:Mengukur Derajat Keislaman

15 Jul 2017, 14:05 MAN 1 Yogyakarta 1162

this used to be photo

Yogyakarta (MAN 1YK)—Acara Syawalan atau juga dikenal dengan Halal-bihalal menjadi momentum untuk menyambung tali silaturrahim. Acara ini rutin digelar sekali dalam setahun. Seperti Syawalan yang digelar MAN 1 Yogyakarta, Jumat(14/7), di Aula lantai 2. Hadir dalam acara itu seluruh guru dan pegawai, serta segenap mantan guru dan pegawai MAN 1 Yogyakarta, dengan menghadirkan penceramah Dr.H.Mardjoko Idris, M.Ag Dosen UIN Sunan Kalijaga yang juga mantan guru MAN 1 Yogyakarta.

Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd. menyampaikan rasa kegembiraannya atas kehadiran mantan guru dan pegawai madrasah. Ia menuturkan, kehadiran mereka menjadi motivasi dan doa. “Kami senang, mohon doanya agar madrasah ini dapat memberikan output yang lebik baik lagi,”pintanya. “Kami atas nama lembaga mohon maaf lahir dan batin,”imbuhnya.

Setelah sambutan Wiranto, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ikrar Syawalan dan disambung dengan mauidhah hasanah oleh Dr.H.Mardjoko Idris, M.Ag Dosen UIN Sunan Kalijaga. Ia mengungkapkan, dalam ibadah puasa di Ramadhan lalu, banyak amalan unggulan salah satunya membaca Al-Quran.

Lanjutnya, menurut Al-Quran Surat Fathir ayat 32, orang Islam itu dibagi menjadi tiga golongan. Pertama, dhalimun linafsihi yakni mereka yang menzalimi dirinya sendiri, yaitu orang yang meninggalkan perintah-perintah Allah dan mengerjakan berbagai perkara yang diharamkan.

Kedua, Muqtasid, mereka bersikap pertengahan, yaitu mereka di samping melaksanakan kewajiban-kewajiban dan menjahui larangan-larangan. Namun, terkadang mereka ini meninggalkan perkara-perkara yang disunahkan dan melakukan perkara-perkara yang dimakruhkan.

Dan yang ketiga, sabiqun bilkhairat, mereka yang bersikap segera melakukan kebaikan-kebaikan dengan izin Allah. Golongan ini senantiasa mengerjakan perbuatan yang diwajibkan dan disunahkan serta menjahui perkara yang diharamkan dan dimakruhkan.

Terang Mardjoko, para mufassir sangat berhati-hati menafsirkan ayat ini. ungkapnya, ayat tersebut menggunakan lafadz “isthafaa” yang artinya memilih dari yang baik-baik, dan tidak menggunakan lafadz “ikhtaara” yang mempunyai arti memilih dari sekumpulan baik dan buruk. “Bagaimana bisa orang-orang yang terpilih dari yang baik, kok ada yang dhalim,”ujarnya.

Lantas ia menyebutkan hadits nabawi, bahwa golongan ketiga(sabiqun bilkhairat) akan masuk surga tanpa hisab, lalu golongan kedua(Muqtasid) akan masuk surga setelah dihisah dengan hisab yang ringan, kemudian golongan pertama(dhalimun linafsihi) mereka akan dihisab selama waktu di padang mahsyar, dan pada akhirnya mereka masuk surga.

Lantas Mardjoko mengajak segenap civitas akademika untuk merenungkan ayat tersebut, dan mengambil pesan moral kandungan ayat di atas untuk mengukur. Di golongan manakah civitas akademika saat ini, kalau dihadapkan dengan tiga golongan tersebut.

Dalam konteks lain Mardjoko menambahkan, bangsa dan negara akan mengalami kemajuan mana kala setiap orang mau berbuat sesuatu yang lebih dari segi kebutuhan(baca: sabiqun bilkhairat). “Lembaga pendidikan akan maju, kalau guru-gurunya mau sabiqun bilkhairat,”pungkasnya.

Turut memeriahkan acara Syawalan, Vokal Group Mansa Voice Senior yang berganggotakan guru dan pegawai MAN 1 Yogyakarta. Dua lagu religi: Assalamu Alaikum dan Rumput bertasbih karya Opick yang dibawakan tampil memukau para hadirin acara itu. (dzl)


Bagikan Artikel :


Berita Yang Lain

Siswa MAN 1 Yogyakarta Borong Juara Pencak Silat Tingkat Nasional, UIN Sunan Kalijaga
22 Nov 2024, 07:41

PKKM MAN 1 Yogyakarta: Langkah Strategis Menjaga Madrasah Berkelas Dunia
21 Nov 2024, 09:46

Tim PMR MAN 1 Yogyakarta Raih Juara 3 Olimpiade Kepalangmerahan UNYCORYC 2024
20 Nov 2024, 15:17

KIR Liba MAN 1 Yogyakarta Siapkan Dua Timnya Ikuti Seleksi Tingkat Nasional
20 Nov 2024, 13:58

Tak Sekadar Jepret, Siswa MAN 1 Yogyakarta Bidik Sampah untuk Jadi Juara 1 Tingkat Nasional
20 Nov 2024, 10:20