Yogyakarta (MAN 1 YK) -- Madrasah Aliyah Negeri Program Keagamaan (MANPK) MAN 1 Yogyakarta mengadakan kegiatan Share, Care, and Motivation from Alumni MANPK MAN 1 Yogyakarta dalam rangkaian acara Masa Taaruf Santri Al-Hakim (MASTASIA) 2022, Rabu (20/07/2022), pukul 20.00 – 21.30 WIB. Acara yang digerakkan oleh Organisasi Santri PP Al-Hakim (OSPA) dari program MANPK ini diadakan di Aula MAN 1 Yogyakarta.
Kegiatan sharing yang mengundang alumni ini bertujuan untuk memotivasi dan meningkatkan semangat menuntut ilmu seluruh santriwan dan santriwati MANPK dalam rangkaian acara MASTASIA 2022. Kegiatan sharing ini diikuti oleh seluruh santriwan dan santriwati baru MANPK MAN 1 Yogyakarta tahun ajaran 2022/2023, Dr. Muhammad Hadi Subhan, S.H., M.H.N, Eko Riyadi, SH, MH (Direktur Pusat Studi Hukum dan Hak Asasi Manusia UII dan Dosen Fakultas Hukum UII), dan dewan asatidz MANPK MAN 1 Yogyakarta.
Kegiatan Share, Care, and Motivation from Alumnus MANPK MAN 1 Yogyakarta ini mengusung tema “Dari Santri untuk Negeri” dengan menghadirkan narasumber Dr. Muhammad Hadi Subhan, S.H.,M.H.N dan Eko Riyadi, SH, MH alumni kelas program keagamaan di MAN 1 Yogyakarta. Dalam acara sharing tersebut kedua narasumber menyampaikan motivasi dan nasihat-nasihat dalam menuntut ilmu dan belajar berorganisasi di MAN 1 Yogyakarta.
Hadi menjabarkan solusi-solusi dan urgensi soft skill dalam menghadapi permasalahan dalam kegiatan belajar di lingkungan sekolah sebagai santri yang moderat. “Selain tekun belajar, hal yang tak kalah penting adalah soft skill kita di lingkungan kita. Bagi santriwan santriwati MANPK harus bisa mengembangkan soft skill dalam berkomunikasi dengan orang lain, kerja sama tim, kreativitas, dan sopan santun,” terang Hadi.
Eko Riyadi, SH, MH, yang kini berkiprah di Universitas Islam Indonesia (UII), selaku alumnus program keagamaan MAN 1 Yogyakarta sangat mendukung pengembangan soft skill para santri dan juga memberikan motivasi belajar di MANPK.
“Mengapa MANPK? Karena MANPK adalah gerbang yang tepat dalam tujuan road map kompetensinya sebagai ulama, di MANPK kita akan belajar Islam secara otentik dan memiliki sanad keilmuan yang jelas dan mulia di mana saat ini ilmu agama sudah dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat awam melalui Google, YouTube, dan internet,” ujar Eko.
Eko dan Subhan juga menegaskan semangat menuntut ilmu dan hal-hal yang perlu disiapkan dalam menata niat menuntut ilmu di program MANPK. “Pertama kita harus selalu mencurahkan penuh pikiran kita pada pembelajaran, takzim kepada guru, dan meniatkan diri untuk belajar tanpa akhir,” tambah Eko.
Suasana kian akrab di sesi tanya jawab ketika salah satu peserta Muhammad Althav Assyarief (X MANPK) menanyakan bagaimana agar semangat selalu terjaga dalam menuntut ilmu. Hadi menjawab dengan menegaskan bahwa komitmen harus senantiasa dilatih untuk menjaga dari hawa nafsu kemalasan diri manusia.
“Semangat dan komitmen belajar harus senantiasa ditanamkan dalam hati kita sesuai dengan cara kita masing-masing dalam menghadapi kemalasan itu. Intinya, meskipun kita juga membutuhkan stimulus dari luar diri, namun itu tidak akan bertahan lama jika kita tidak menguatkan semangat dan komitmen dalam hati kita masing-masing,” pungkasnya di akhir acara. (aao/dzl)