Yogyakarta (MAN 1 YK)—Meraih kesuksesan dalam menuntut ilmu butuh proses dan perjuangan, serta tekad yang kuat dalam menjalaninya. Hal ini terungkap dalam Studium General, pada Masa Ta’aruf Santri Ma’had Program MAN-PK MAN 1 Yogyakarta, Senin(24/7)malam, di Aula lantai 2. Hadir sebagai narasumber Prof. Noorhaidi Hasan S.Ag, MA, M Phil, PhD Direktur Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga. Kegiatan diikuti oleh seluruh santri Pondok Pesantren Al-Hakim (Asrama 1, 2, dan 3).
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hakim Drs.KH.M.Nawawi, M.S.I. menyambut baik kegiatan ini. ia berharap agar para santri khususnya, program MAN-PK mengikutinya dengan baik, agar mendapat bekal yang cukup dalam menuntut ilmu.
Begitu juga dengan Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs.H.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd. Ia mendorong para santri untuk bisa mencontoh narasumber(Noorhaidi Hasan) yang benar-benar meniti karir dari bawah. “Mudah-mudahan ananda bisa meniru beliau,”harapnya.
Noorhaidi Hasan yang merupakan alumnus MAN-PK MAN 1 Yogyakarta angkatan pertama, pada kesempatan itu, ia menceritakan secara panjang lebar, pengalaman hidupnya dan perjalanannya dalam menuntut ilmu di sekolah dasar Amuntai Kalimantan Selatan, MAN-PK MAN 1 Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga, Universitas Leiden Belanda, The International Institute for the Study of Islam in the Modern World, Universitas Utrecht Belanda, kemudian ia dikukuhkan menjadi sebagai Guru Besar (GB) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada 30 September 2014 silam.
Pria kelahiran Amuntai Kalimantan Selatan 7 Desember 1971 itu mengaku mendapat tempaan pendidikan dan pengajaran di asrama MAN 1 Yogyakarta. Tempaan itu berupa miliu belajar yang kondusif dalam program MAN-PK yang digagas oleh Menteri Agama RI Prof. Dr. H. Munawir Sjadzali.
Ungkapnya, para siswa MAN-PK yang seangkatannya waktu itu, sangat gigih dan bersungguh-sungguh belajar. Mereka saling bersaing untuk mendapatkan rangking satu. Selain belajar keras, mereka juga aktif dalam berorganisasi dengan siswa program studi lainnya.
“Kami bergaul dengan baik, tidak terbatas hanya dengan program MAN-PK,”kenang pria yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga itu. “Semangat kompetisi di antara kami sangat tinggi,”imbuhnya.
Tradisi yang juga menjadi faktor keberhasilannya adalah karena ia gemar membaca buku, belajar dan melakukan penelitian, serta penguasaan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris selama tinggal di asrama.
Ia berpesan kepada para santri tentang tiga hal untuk meraih kesuksesan. Pertama, para santri supaya berlatih untuk berpikir logis. Logis itu menurutnya, berpikir secara runtut, sistematis, dan empiris. “Tidak ngomong, kalau tidak ada faktanya,”ujarnya.
Kedua lanjutnya, berlatih untuk mengkomunikasikan ide-ide yang dimiliki kepada orang lain. Dan yang ketiga, akhlak karimah. Seperti kejujuran.
Acara berlangsung khidmat, para santri mengikuti kegiatan tersebut penuh antusias. Ragam pertanyaan pun muncul, antara lain tentang manajemen waktu dan cara mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi luar negeri.
Menurut Noorhaidi, tantangan para pelajar dan mahasiswa saat ini adalah media sosial(medsos). “Banyak mahasiswa terlena dengan medsos, yang paling berat adalah kebiasaan ‘copy paste (plagiat)’,”ungkapnya.
Untuk itu ia mendorong, baik pelajar maupun mahasiswa harus bisa menghadapi tantangan tersebut, dengan cara mengurangi dan membatasi diri dalam penggunaannya.
Tentang menajemen waktu, menurutnya kuncinya adalah pada komitmen dari dalam diri(hati)atau panggilan jiwa untuk membagi waktu. Pasalnya, kalau menunggu waktu longgar tidak pernah ada, maka harus diatur dan diusahakan.
“Jangan pernah takut menghadapi masa depan, dan anda bisa sukses dari jurusan apa saja, tidak mesti yang sukses itu harus jurusan IPA,”pungkasnya. (dzl)
