Yogyakarta (MAN 1 YK)—Dalam memperingati Hari Santri Nasional(HSN), MAN 1 Yogyakarta menggelar doa dan dzikir berjamaah (mujahadah) bersama Drs. KH. Muhammad Nawawi, M.S.I. dan menghadirkan Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag RI H.Subhan Cholid, Lc, MA., untuk memberikan ceramah, Kamis (22/10/2020) pagi, di Aula lantai 2, dan disiarkan secara live melalaui chanel Youtube.com.
Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs. H. Wiranto Prasetyahadi, M.Pd. menjelaskan, mengikuti protokol kesehatan dalam mencegah penyebaran virus corona, sehingga tidak semua civitas akademika dapat hadir di madrasah, hanya 70 persen dari guru dan pegawai.
Lanjutnya, peringatan Hari Santri Nasional mengandung nilai sejarah dan pesan moral yang sangat penting bagi generasi penerus anak bangsa dalam menjaga Negara Republik Indonesia (NKRI), melalui resolusi jihad.
Wiranto menuturkan, kehadiran para alumnus MAN 1 Yogyakarta di madrasah sangat bermanfaat, memberi movitasi para siswa. “Kehadiran para alumnus menjadi motivasi bagi kita dan semangat untuk kemajuan madrasah,” ujarnya, mengapresiasi kehadiran H. Subhan Cholid, Lc, MA., alumnus MANPK MAN 1 Yogyakarta tahun 1991, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag RI.
Sementara itu Subhan Cholid dalam ceramahnya mengungkapkan, Diksi ‘Santri’ tidak ditemukan di negara manapun, kecuali di nusantara ini. Lanjutnya, kata ‘Santri’ mempunyai kedekatan makna dengan ‘Cantrik’ yaitu orang yang mengabdi dan mengikuti, serta berguru kepada orang yang pandai(berilmu). Banyak perjuangan dan pengorbanan yang dirasakan oleh para santri dalam menuntut ilmu.
“Ishbir ala muril jafaa mi mu’allimin, fa inna rusuubal ilmi fi nafaratihi, wa man lam yadzuq dzullat ta’allumi sa’atan tadzarra’a dzulljahli thula hayatihi, (bersabarlah terhadap pahit getir bersama seorang guru karena kegagalan mencari ilmu terletak pada ketidaksanggupan menghadapi hal itu. Barang siapa yang tidak pernah merasakan pahitnya mencari ilmu, niscaya ia akan merasakan kebodohan seumur hidup),“ ujarnya mengutip syair Al-Imam Asy-Syafi’I
Untuk itu, menurut Subhan, proses belajar mengajar itu ada dinamikanya. Maka orang tua wali tidak boleh terlalu banyak mengintervensi guru atau lembaga pendidikan, tetapi harus membangun kepercayaan kepada mereka.
Bahkan keutamaan santri atau orang yang menuntut ilmu pada hakikatnya ia berada di jalan Allah. Kalau seandainya ia meninggal, maka ia akan masuk dalam golongan para syuhada’.
Peringatan Hari Santri Nasional di madrasah berlangsung khidmat. Tampak busana khas santri yaitu sarung dan peci, dikenakan para guru dan pegawai yang menghadiri kegiatan ini. selain itu turut memeriahkan pula, di sela-sela acara disuguhkan lagu-lagu religius didendangkan oleh Arimbi siswa kelas X Prodi Bahasa dan Budaya. (dzl)