Yogyakarta (MAN 1 YK)- Indonesia dengan ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan yang dimilikinya, serta dengan bahasa persatuan yakni Bahasa Indonsia telah banyak membuat turis manca negara untuk berkunjung ke negeri ini.
Seperti yang dilakukan 2 pelajar dari Australia yaitu Amy Wardell (17) dan Will Exon(17). Dua pelajar ini bersama delapan orang lainnya berkunjung di Yogyakarta, sejak (31/12/2016) lalu dan akan kembali ke negeri asal pada(15/1/2017)mendatang. Mereka sengaja datang untuk belajar Bahasa Indonesia dan budaya, melalui sekolah-sekolah lingkup Kota Yogyakarta.
MAN 1 Yogyakarta menjadi salah satu destinasi-nya. Amy dan Will hadir di madrasah ini selama 2 hari(7 dan 9 Januari 2016). Kehadiran keduanya disambut hangat oleha para siswa. Keduanya turut masuk kelas dan mengikuti pelajaran dan aktifitas yang ada di kelas tersebut.
Tampak keduanya berbaur dengan para siswa. Saat memasuki kelas XI Bahasa. Keduanya diajak sharing tentang berbagai hal, antara lain masalah budaya, bahasa, dan tradisi di Indonesia dan Australia, bahkan pelajar asal Negara Kangguru itu bercanda layaknya teman lama, dan bernyayi bersama.
Sambutan yang hangat dan rasa kekeluargaan dari civitas MAN 1 Yogyakarta membuat keduanya sangat senang dan merasa terkesan dengan madrasah ini.
“Funny, friendly, and passionate about learning[Lucu, ramah, dan bergairah tentang belajar],”ujar Amy Wardell, cewek berambut pirang, kelahiran 11 Agustus 1999, asal Chatolic College Bendigo Australia itu.
Begitu juga dengan Will Exon, cowok kelahiran 14 Februari 1999, asal Well Grammer School Australia ini, merasa senang dengan suasana dan lingkungan MAN 1 Yogyakarta. Pasalnya, para siswa sangat riang dan familiar dengannya.
“Joyful, happy, and always very funny [riang, bahagia, dan sangat lucu],”kata cowok berkulit putih dan berambut pirang itu, saat ditemui di Laboratorium Bahasa.
Sementara itu, Muyassar Farras Jibran kelas XI Bahasa menuturkan, kedatangan pelajar luar negeri ini sangat bermanfaat. Kata siswa yang akrab disapa Farras ini, kehadiran keduanya menjadi media untuk mempraktikan bahasa Inggris dan sharing tentang budaya.
“Awalnya sih canggung, untuk berkomunikasi dengan mereka, tetapi kemudian menjadi terbiasa,”ujarnya, saat ditemui di depan kelas, Senin(9/1)kemarin. (dzl)