Yogyakarta (MAN 1YK) — Aktivitas menunggu waktu buka puasa Ramadhan saat Maghrib tiba menjadi hal yang menyenangkan. Karena itu, kegiatan ini selalu disambut dengan suka cita. Biasanya aktivitas ini, populer disebut dengan ‘ngabuburit’. Sebagian kalangan anak muda, lebih banyak sibuk menyiapkan diri mencari tempat, dan menyiapkan segala sesuatu untuk buka puasa, baik individual maupun kelompok.
Tanpa disadari, banyak keutamaan lainnya atau bahkan kewajiban yang terlalaikan. misalkan sholat jama’ah maghrib, tadarus Al-Quran, dzikir dan doa, serta amalan lainnya yang sangat dianjurkan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan ini.
Namun tidak demikian dengan para siswa MAN 1 Yogyakarta yang tinggal di asrama Pondok Pesantren Al-Hakim, justru mereka mengisi waktu-waktu jelang buka puasa dengan melakukan kajian kitab kuning(kitab klasik), di masjid Al-Hakim, lantai 2 Komplek MAN 1 Yogyakarta, Rabu(31/5) sore.
Acara kajian kitab tersebut digelar tiap sore, mulai pukul 16.30 sampai 17.30 WIB. Salah satu kitab kuning(kitab klasik) yang dikaji adalah kitab ‘al-Risalah al-Jami’ah Bayna Ushuluddin wa al-Fiqh wa al-Tashawwuf’, karya al-Sayyid Ahmad bin Zain bin ‘Alawi bin Ahmad al-Habsyi (1069-1145H).
Pemateri sekaligus Pembina Pondok pesantren Al-Hakim Abdul Kahfi Amrulloh, S.Pd.I. mengatakan, Sebagaimana judulnya, kitab tersebut mengandung penjelasan mengenai tiga bidang ilmu utama dalam Islam, yaitu: Usuluddin, Fiqh dan Tasawuf.
Lanjutnya, Perbincangan dalam kitab ini menyentuh dasar-dasar keimanan, rukun Islam, ibadah yang meliputi shalat, puasa, zakat, haji dan mengenai akhlak tasawuf meliputi memelihara hati dan anggota tubuh, yang disertai dalil yang bersumber dari al-Qur’an dan al-Hadits.
Pembina Pondok Pesantren Al-Hakim yang akrab disapa Kahfi itu menambahkan, tiga bidang bidang ilmu yang terkandung dalam kitab tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dijiwai setiap muslim dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dikatakan, ucapan, perbuatan, gerak-gerik, dan tingkah laku seorang muslim benar-benar bernafaskan ruh Islam.
Untuk itu, ia juga berharap dengan mempelajari dan memahami kandungan kitab tersebut, dapat meningkatkan kesempurnaan iman, islam, dan ihsan serta mencapai tingkat muttaqin(derajat orang-orang yang bertakwa).
Tampak para santri mengikuti kajian itu dengan penuh antusias. Sembari memperhatikan penjelasan dari pemateri, mereka juga memberi catatan dalam kitab yang telah dibagikan.
Bahkan untuk menambah atusiasme dalam mengikuti acara tersebut, pihak pondok pesantren tersebut juga menyiadakan hadiah menarik bagi peserta yang mempunyai catatan terlengkap dalam buku mereka saat mengikuti kajian itu. Salain itu hadiah juga akan diberikan kepada mereka yang paling aktif, dan paling banyak jumlah bacaannya dalam tadarrus Al-Qur’an.
Selain kajian kitab kuning, Pondok pesantren yang berada di komplek MAN 1 Yogyakarta itu, juga, mengisi Ramadhan ini dengan pembacaan sholawat nabi sebelum kajian kitab, buka bersama, tadarus Al-Quran, dan sholat tarawih yang juga diikuti oleh penduduk sekitar komplek. (dzl)