Yogyakarta (MAN 1 YK)—Seiring dengan penunjukan MAN 1 Yogyakarta sebagai Pilot Project Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM), kini madrasah ini bersiap dan menempuh semua tahapan, syarat dan ketentuan. Seperti Penandatanganan pakta integritas dan menggelar seminar Capacity Building, Senin ( 14/12/2020) pagi.
Mengingat masa pandemi covid-19 dan mengikuti protokol kesehatan, maka seminar yang diikuti oleh seluruh guru dan pegawai tersebut, digelar secara online, atau webinar dengan menggunakan aplikasi zoom meetings.
Webinar dengan tema ‘Integritas Kuat Menyonsong Madrasah Hebat Bermartabat Berkelas Dunia’ ini menghadirkan narasumber, Prof. Dr. Ir. Dwi Sulisworo, M.T. Direktur Pasca Sarjana Universitas Ahmad Dahlan(UAD) Yogyakarta.
Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs.H.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd. menyampaikan, MAN 1 Yogyakarta merupakan 1 dari 32 madrasah negeri se-Indonesia, yang ditunjuk sebagai Pilot Project Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
"Kami bertekat untuk berbuat baik dan benar, berpikir positif dan arif bijaksana, serta mematuhi peraturan dan undang-undang yang berlaku,” ujarnya, dalam membuka webinar.
Sementera itu narasumber Dwi Sulisworo dalam presentasinya mengungkapkan, masa pademi covid-19 menjadi peluang dan tantangan, terutama bagi dunia pendidikan. Lembaga pendidikan dituntut agar mampu melakukan inovasi –inovasi sesuai dengan perkembangan zaman.
Saat ini, terutama di Asia, pilar pembangunan yang paling dipertimbangkan adalah kemampuan bersaing pada kebutuhan(baca:ukuran) pasar.
“Kalau situasi, seperti ini, kalau hanya bertumpu pada ukuran pasar. maka kita akan selamanya bergantung pada produk luar negeri,”ujarnya.
Dwi Sulisworo juga mengingatkan agar bersiap, untuk menghadapi bonus demografi. Dimana usia produktif melampaui jumlah penduduk yang tidak produktif. Ia barharap ketika penduduk usia produktif jumlahnya terbanyak, kesejahteraan orang indonesia akan meningkat.
Ungkapnya, di sisi lain, menurut survey penduduk orang indonesia suka bersosial media. Tetapi mengapa tingkat produktifitas penduduk Indonesia sangat rendah.
Untuk itulah, menurutnya untuk menghadapi semua itu, lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat penting. Di antara faktor penunjang adalah pendidik dalam membangun akhlak yang mulia.
Ia mengajak pula, agar menyadari kondisi perkembangan, pada era revolusi industry 4.0, tingkat koneksitas sangat luas (internet of things, internet of people), transparasi informasi, serta banyaknya teknologi yang menggantikan tenaga manusia. “Dulu satu-satunya sumber pengetahuan adalah guru, tetapi era sekarang, pengetahuan bisa diakses dengan jumlah sebanyak-banyaknya,”ungkapnya. (dzl)