Menembus Al-Azhar: Jejak Spiritual Althav dari MAN 1 Yogyakarta ke Kairo

05 Oct 2025, 07:00 MAN 1 Yogyakarta 56

this used to be photo

Di tengah arus pendidikan yang sering kali menjadikan gelar sebagai tujuan utama, Muhammad Althav Assarief, alumni MAN 1 Yogyakarta, memilih jalan yang lebih dalam yaitu menjadikan ilmu sebagai sarana mengenal Tuhan. Kini, ia akan menempuh studi di Universitas Al-Azhar Kairo, lembaga pendidikan Islam tertua dan paling otoritatif dalam khazanah bahasa Arab klasik.

 

“Saya belajar bukan untuk kampus, tapi untuk lebih mengarifat Allah SWT. Kampus hanya sarana. Tujuannya adalah pemahaman yang lebih tinggi tentang kehidupan dan pencipta-Nya,” ujar Althav.

 

Sejak awal, Althav memandang bahasa sebagai gerbang menuju semesta ilmu. Ia memulai dari Bahasa Inggris dan Indonesia, lalu beralih ke bahasa Arab, bahasa wahyu dan sumber utama khazanah Islam. Tujuannya jelas, memahami Al-Qur’an secara langsung, menelaah ayat-ayat kauniyah, dan menggali disiplin ilmu lain yang berakar pada teks-teks asli.

MAN 1 Yogyakarta menjadi titik awal pembentukan arah intelektual dan spiritual Althav. Ia merasa diperlakukan seperti anak sendiri oleh para guru. Dorongan terbesar datang dari sosok Syekh Muhammad Qutb Husain Hasan, alumni Al-Azhar, yang menjadi pembimbing utama dalam pembelajaran bahasa Arab selama tiga tahun. Dukungan dari Ustadz Ismail, Ustadz Masyhur, Ustadz Khairul Amin, dan guru-guru lainnya turut membentuk fondasi pemikiran dan spiritualitasnya.

 

Pilihan Althav terhadap Al-Azhar semakin mantap setelah menelaah lebih dalam. Di era modern, Al-Azhar tetap menjadi rujukan utama dalam studi bahasa Arab dan tradisi keilmuan Islam. Sistem belajarnya yang fleksibel, tanpa presensi formal, menciptakan suasana ilmiah yang murni. Mahasiswa hadir karena dorongan niat, bukan sekadar kewajiban administratif.

“Al-Azhar menyimpan referensi ilmu berabad-abad. Saya ingin menjadi jembatan antara ilmu murni dan kebutuhan umat manusia masa kini,” jelasnya.

 

Persiapan menuju Al-Azhar dimulai sejak SMP. Dari sisi akademik, Althav melatih diri dalam berbagai bahasa dan disiplin ilmu, termasuk psikologi dan filsafat. Dari sisi spiritual, ia memperkuat diri melalui ibadah wajib dan sunnah, serta latihan disiplin batin. Ia menekankan bahwa kecerdasan intelektual harus berjalan seiring dengan kesadaran spiritual.

 

Tantangan terbesar datang dari dalam diri, yaitu rasa malas, ragu, dan kesulitan menjaga konsistensi. Althav mengatasinya dengan kembali kepada niat awal. Doa, dukungan guru, dan teman menjadi penguat saat semangat melemah. Ia percaya bahwa ujian sejati terletak pada proses, bukan hasil.

Althav bukan tipe yang terpaku pada jadwal kaku. Ia memilih gaya belajar yang fleksibel, dengan prinsip bahwa setiap hari harus menghasilkan sesuatu. Jadwal adalah kompas, bukan belenggu. Dengan cara itu, proses belajar tetap berjalan meski ritmenya berubah.

 

“Selama ada arah dan tujuan, jalani saja dulu. Lakukan sesuatu untuk sesuatu, bukan sekadar lari dari sesuatu. Kenali dirimu, karena barang siapa mengenal dirinya, ia akan mengenal Rabb-nya.”

 

Althav mengajak adik-adik kelasnya untuk mulai menelaah Al-Qur’an, walau sedikit. Beberapa ayat yang paling berkesan baginya saat ini adalah QS. Al-Baqarah ayat 30, 134, 143 serta QS. Luqman ayat 23–28 dan 34. Baginya, Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah kompas hidup, dan ilmu adalah cahaya yang menuntun langkah kepada-Nya, Allah SWT. (dee)


Bagikan Artikel :


Berita Yang Lain

Generasi Qur’ani Berprestasi: Arinda Murid MAN 1 Yogyakarta Bawa Pulang Juara 1 MSQ – MTQ Bantul 2025
05 Oct 2025, 20:37

Habis Masa Jabatan, MAJOR 12 MAN 1 Yogyakarta Siap Gantikan Kepemimpinan
05 Oct 2025, 08:40

Akhiri Periode Jabatan, Mansa Journalist MAN 1 Yogyakarta Gelar Sidang LPO
05 Oct 2025, 08:08

Alifah Azifatul Azizah, Wajah Cerdas Muslimah Muda MAN 1 Yogyakarta
05 Oct 2025, 07:32

Menembus Al-Azhar: Jejak Spiritual Althav dari MAN 1 Yogyakarta ke Kairo
05 Oct 2025, 07:00