Yogyakarta (MAN 1 YK) -- MANPK MAN 1 Yogyakarta mengadakan kegiatan Pembukaan Masa Taaruf Santri Al-Hakim (MASTASIA) 2022, Ahad (17/07/2022), pukul 08.00 – 10.15 WIB. Acara yang dikoordinir oleh Organisasi Santri PP Al-Hakim (OSPA) MANPK MAN 1 Yogyakarta, di Masjid Al-Hakim lantai 2.
Kegiatan ini bertujuan mengenalkan santriwan dan santriwati MANPK tentang asrama pondok pesantren Al-Hakim yang meliputi kegiatan dan program asrama, ekstrakuriler, organisasi, disiplin, dan adab, serta etika saat tinggal di asrama. Berlangsung selama rentang waktu 16 – 23 Juli 2022.
Kegiatan yang mengusung tema ‘Dari Santri untuk Negeri’ ini diikuti oleh seluruh santriwan dan santriwati baru MANPK MAN 1 Yogyakarta tahun ajaran 2022/2023, Latifah Rahmawati, M.Pd. (Ketua Program MANPK), Syaikh Muhammad Quthb Husein Hasan Zaqzuq dari Universitas Al-Azhar Mesir, Risyad Muhammad dari kelas 12 MANPK (Ketua OSPA), dan dewan guru dan Pembina harian MANPK MAN 1 Yogyakarta.
Latifah memberikan motivasi dan saran dalam menempuh pendidikan di MAN 1 Yogyakarta. “Selamat bagi santriwan santriwati sekalian yang telah diterima di MANPK setelah mengikuti proses seleksi yang banyak peminat dan pendaftarnya. Memang ada program-program khusus yang didirikan oleh Kemenag yaitu MAN IC, MANPK, dan MAK. Sehingga, kalian harus bersungguh-sungguh dalam belajar, jangan sia-siakan waktu kalian,” terangnya.
Suasana semakin khidmat ketika Syaikh Muhammad Quthb Husain Hasan Zaqzuq dari Universitas Al-Azhar memberikan motivasi dan hikmah-hikmah dalam menuntut ilmu.
“Hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang penuntut ilmu sejati. Pertama, menata niatnya, kedua, bertakwa kepada Allah Swt, dan ridho atas segala yang Allah Swt berikan kepada kita” ujar Muhammad Quthb dengan bahasa Arab yang diterjemahkan oleh dewan asatidz.
Dewan asatidz dan Syaikh Muhammad Quthb Husain Hasan Zaqzuq juga mengapresiasi semangat menuntut ilmu dan kegigihan mereka dalam menata niat ketika mendaftar di program MANPK.
“Saya mendoakan atas kesuksesan, keikhlasan, dan harapan mulia kalian, beginilah menuntut ilmu. Ilmu bagaikan setetes air di samudera, kita namun tidak sanggup bahkan dalam mengetahui yang setetes itu. Tapi, kita terus mencari dan menggali ilmu itu sehingga kita selalu merasa bodoh dan kecil sehingga tawadhu. Bagi mereka yang sombong atas ilmunya, mereka hanyalah orang yang terjebak dalam tahapan ilmu saja,” pungkas Muhammad Quthb di sesi penutupan acara. (aao/dzl)