Yogyakarta (MAN 1 YK) -- Globalisasi membawa banyak pengaruh. Tanpa disadari hal ini dapat menggeser sisi lain kehidupan, seperti kurangnya motivasi umat Islam untuk mempelajari syariat dan mengamalkannya, bahkan mereka lebih mengandalkan biro jasa daripada belajar agama dan syariat mereka sendiri.
Karena itu, untuk membekali para siswa agar mampu berperan di masyarakat, maka MAN 1 Yogyakarta menyelenggarakan Praktik Perawatan Jenazah untuk kelas X, Rabu (19/10/2022) pagi, di Masjid Al-Hakim. Bekerjasama dengan Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI (RSIY PDHI) Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Siswa (putra) menempati masjid lantai 2, terdiri 4 kelompok. Sementara itu siswa (putri) menempati lantai 1, terdiri 6 kelompok.
Kanit Keagamaan MAN 1 Yogyakarta Apriyata Dzikry Ramadhon, S.Hum. menjelaskan, semua siswa harus mengerti dan mampu mengurus jenazah; mulai memandikan jenazah, mengkafani, mensholatkan, menyediakan liang lahat, hingga proses menguburnya merupakan fardhu kifayah.
Lanjutnya, status hukum dari sebuah aktivitas dalam Islam yang wajib dilakukan, tetapi bila sudah dilakukan oleh muslim yang lain maka kewajiban ini gugur. Sebaliknya, bila tidak ada yang melaksanakan kewajiban tersebut, maka semua penduduknya berdosa.
Tampak para siswa mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusias. Usai penjelasan dari dua narasumber tersebut, kemudian mereka diwajibkan untuk mempraktikan tata cara merawatan jenazah pada masing-masing kelompok.
Mereka tidak mengalami banyak kesulitan, karena setiap kelompok didampingi guru pembimbing, serta fasilitas yang cukup lengkap, seperti kain kafan, gunting, dan kapas. (dzl)