Yogyakarta (MAN 1 YK)—Munculnya fenomena gerakan-gerakan yang mengancam eksistensi ideologi Pancasila dan mengancam bangunan nasionalisme serta kebhinnekaan bangsa Indonesia telah menggugah perhatian segenap anak bangsa. Seperti yang dilakukan MAN 1 Yogyakarta. Baru-baru ini madrasah ini gelar ikrar dan orasi kebangsaan, Rabu(19/7), di Aula lantai 2.
Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta Drs.Heroe Poerwadi, MA. dan Dewan Pakar Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada(UGM) H.Jazir ASP yang juga ketua DPW Islamic Center DIY.
Acara diawali dengan Ikrar kebangsaan yang dipandu oleh Ketua OSIS MAN 1 Yogyakarta Raikhan Rakha, kemudian dilanjutkan dengan sambutan Wali Kota Yogyakarta H.Haryadi Suyuti yang pada kesempatkan itu dibacakan oleh wakilnya Drs.Heroe Poerwadi, MA.
Haryadi menyambut baik dan mengapresiasi kepada MAN 1 Yogyakarta yang telah berinisiatif menyelenggarakan kegiatan tersebut, dalam rangka turut serta memberikan kontribusi bagi peneguhan kebhinnekaan dalam berbangsa dan bernegara.
Ungkap Haryadi, seiring dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi komunikasi sehingga setiap kejadian dapat dimonitor, seakan tanpa sekat-sekat penghalang antara ruang dan waktu. Seperti munculnya gerakan-gerakan yang mengancam eksistensi ideologi Pancasila dan bangunan nasionalisme serta kebhinnekaan bangsa Indonesia.
Ia mengingatkan, agar generasi penerus bangsa untuk menjaga dan mengisi kemerdekaan. “Marilah kita jaga persatuan dan kesatuan di antara seluruh komponen bangsa serta mewaspadai hal-hal yang dapat merusak kebersamaan dan harmoni keberagaman,”ujarnya.
“Marilah kita dukung segala usaha untuk mewujudkan kehidupan Indonesia yang damai dan tenteram dalam kesejahteraan yang berkeadilan bagi seluruh bangsa Indonesia,”imbuhnya.
kesemuanya itu kata Haryadi, dalam koridor pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara dan undang-undang Dasar 1945 sebagai konstitusi landasan yuridis formal bangsa Indonesia.
Sementara itu H.Jazir ASP dalam orasi kebangsaannya, menjelaskan sejarah berdirinya Negara Indonesia dan peristiwa-peristiwa yang melatar belakanginya. Jazir yang juga Ulama Kraton Yogyakarta itu, menyampaikan sejarah berdirinya Negara Indonesia secara tersebut mendetail dan runtut.
Pengetahuannya yang mendalam dan konprehensif terhadap sejarah bangsa dan kepiawaiannya dalam berorasi mejadikan acara siang itu menjadi khidmat. Lebih dari itu, ia juga sesekali memberikan pertanyaan kepada peserta tentang kebangsaan, kemudian bagi yang bisa menjawab mendapatkan doorprize buku-buku tentang kebangsaan dan nasionalisme.
Jazir mendorong para pemuda untuk mempunyai kepedulian terhadap kebangsaannya. Sebagaimana para pejuang yang telah menggagas dan memperjuangkan kemerdekaan, walaupun usia mereka masih relatif muda(belasan tahun), misalnya Bung Hatta.
“Hayaatul fataa wallahi bil ‘ilmi wattuqaa, idz lam yakuunaa la’tibaara lidzaatihi(kehidupan pemuda – demi Allah – adalah dengan mencari ilmu dan bertaqwa, bila keduanya tak mewujud, maka keberadaannya tidak dianggap),”ujarnya mengutif nasihat Imam Syafi’i.
“Wa man faatahut ta’liim waqta syabaabihi, fakabbir arba’an liwafaatihi(Barang siapa yang melewatkan mencari ilmu pada saat muda, maka bertakbirlah 4 kali atas kematiannya),”pungkasnya.
Sementara itu Wakil Kepala MAN 1 Yogyakarta Bidang Humas Hartiningsih, M.Pd menuturkan, kegiatan hari ini akan ditindaklanjuti. Misalnya, untuk menguatkan jiwa nasionalisme, para siswa akan diajak untuk mengujungi tempat-tempat bersejarah. (dzl)