Yogyakarta (MAN 1 YK) -- Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs. H. Wiranto Prasetyahadi, M.Pd menyerahkan buku antologi kepala madrasah dan guru MAN 1 Yogyakarta kepada direktur KSKK madrasah Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. H. Moh. Isom, M. Ag, Selasa (21/09/2021).
Buku yang berjudul “Belajar dari Corona” dan “Menjadi Guru Madrasah itu Keren” merupakan antologi hasil karya kepala madrasah dan guru. Buku-buku tersebut berisi tentang pengalaman-pengalaman selama masa pandemi dan suka-duka menjadi guru di MAN 1 Yogyakarta.
Pandemi tidak menjadi penghalang dalam menghasilkan karya bagi civitas MAN 1 Yogyakarta yang tergabung dalam Tim Nubar Mansa Yogyakarta. Bapak Ibu Guru yang tergabung di dalamnya berkomitmen memajukan madrasah melalui aktivitas menulis yang menjadi salah satu wujud membumikan budaya literasi di lingkungan madrasah.
“Poin penting dalam kegiatan menulis buku-buku tersebut adalah membudayakan, menggerakkan warga MAN 1 Yogyakarta menjadi masyarakat berbudaya literasi. Kemajuan pendidikan suatu bangsa dan negara sebagai dasarnya adalah kompetensi literasi. Jika warganya telah memiliki kemampuan litaerasi yang baik maka keniscayaan kemajuan pendidikan Indonesia. Warga MAN 1 Yogyakarta dituntut memiliki kompetensi literasi tinggi agar menjadi insan yang kompetitif, profesiaonal di bidangnya,” terang Wiranto.
Selanjutnya, ia memaparkan bahwa motivasi pemberian buku-buku ini adalah untuk menginspirasi pembaca agar menjadi pembelajar sepanjang hayat. Belajar bisa dari mana saja, buku, internet, media elektronik ataupun cetak. Belajar bisa dengan siapa saja, dan belajar bisa kapan saja, sepanjang hayat. Belajar bisa tentang apa saja untuk menjadi pribadi lebih baik dan prima. Dari buku ini kita harapkan dapat sebagai sumber belajar dan menginspirasi siapapun yang membacanya.
Pentingnya kemampuan literasi dalam beragam aspek kehidupan, termasuk di dalamnya literasi dalam pekerjaan, khususnya di lingkungan MAN 1 Yogyakarta mendorong civitas akademiknya mempunyai motivasi yang kuat untuk mengejawantahkan kreativitas mereka dengan menulis secara kontinu.
“Literasi merupakan kompetensi dasar dalam peradaban manusia. Iqra' (bacalah), perintah pertama yang harus dilakukan. Dalam menjalani kehidupannya, manusia harus melatih, mengasah kemampuan literasinya. Seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan literasinya, untuk menjadi guru professional dan untuk mendidik, mendampingi peserta didik menjadi lulusan yang kompetitif, survive dan profesional di bidang masing-masing,” ungkapnya.
“Dengan kemampuan literasi yang baik oleh siswa/out come siswa, maka kelak, akan dapat membaca, memahami , merespon dengan cepat berdasarkan situasi, kondisi, lingkungan saat itu, sehingga akan dapat melakukan tindakan/strategi yang tepat. Dengan demikian, bekal literasi tinggi yang diperoleh akan mengantarkannya menjadi para pemimpin yang sukses dan amanah,” pungkasnya. (lis/dzl)