Kota Yogyakarta (MAN 1 YK) — Sejarah adalah identitas bangsa. Belajar sejarah Indonesia artinya belajar tentang bagaimana bangsa Indonesia bisa sampai seperti saat ini. Itulah kiranya yang sedang diaktualisasikan oleh kedua siswi MAN 1 Yogyakarta bernama Fatiya Hasna Alifan dan Rayung Kusumajati. Hasna dan Rayung, sebagaimana mereka biasa dipanggil, berhasil menjuarai lomba videografi sejarah tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah (BKMS) Universitas Gajah Mada, Jumat (12/11/2021) kemarin.
Dalam pembuatan video, Hasna dan Rayung, mengaku mengalami beberapa kesulitan. Kedua siswi lintas kelas ini menuturkan jika dalam pembuatan video dokumenter apalagi pada bidang sejarah, mereka masih begitu awam dan belum berpengalaman.
”Kami kesulitan karena untuk membuat video dokumenter ini kami harus mencari sumber-sumber yang valid dan terpercaya. Selama 1-2 minggu ketika pra-produksi (penulisan storyline dan naskah) kami masih belum dapat ide dimana kami ingin menaruh puncak dari informasi pada video ini,” ujarnya.
Untungnya, Hasna dan Rayung mendapatkan kesempatan untuk konsultasi langsung dengan salah satu dosen sejarah terkait pemilihan ide pada video ini. Motivasi dan dorongan dari sang dosen membuat kedua siswi cantik ini kembali bersemangat dalam proses produksi video.
Video dokumenter karya Hasna dan Rayung membahasa tentang penanganan penyakir pes di Yogyakarta pada tahun 1932. Hal yang unik dalam penanganan penyakit ini adalah bahwa tidak sepenuhnya ditangani secara medis. Terdapat sebuah ritual tolak bala yang dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta dengan menggunakan sebuah pusaka. Pusaka ini adalah bendera kyai Tunggul Wulung yang berasal dari hadiah Syekh Syarif Besar kepada Mangkubumi.
Tujuan dari pembuatan video ini adalah untuk memberi informasi kepada generasi muda tentang pentingnya menjaga adat dan budaya sebagai warisan bangsa Indonesia. Selain itu, video ini mengajarkan masyarakat untuk lebih percaya diri dalam menghadapi wabah dengan menjaga kebersihan diri sendiri, keluarga dan lingkungan.
Suci Ambarwati, guru sejarah sekaligus pembimbing dua siswi berprestasi ini mengungkapkan rasa bangga atas hasil yang diraih keduanya.
”Tentunya bahagia atas prestasi yang diraih Hasna dan Rayung. Keduanya adalah siswi hebat MAN 1 Yogyakarta yang mencintai sejarah dengan caranya sendiri. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga mereka berdua bisa sampai pada tingkat saat ini,” pungkasnya. (bai/dzl)