Yogyakarta (MAN 1 YK)--Dinamika kegiatan pembelajaran di MAN 1 Yogyakarta berjalan dengan penuh semangat dan antusiasme yang bagus dari semua pihak. Para siswa yang merupakan pelanggan madrasah mendapatkan pelayanan dengan porsi yang sewajarnya yang sudah ditetapkan melalui AD/ART madrasah.
Kegiatan pembelajaran di kelas yang berjalan rutin setiap hari dari pukul 07.00 hingga pukul 14.15 dapat dipertanggungjawabkan keberlangsungannya. Sementara kegiatan ekstrakurikuler yang jumlahnya puluhan kegiatan pun dapat berlangsung sesuai koridor yang telah disepakati bersama.
Dari berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang didanai dan difasilitasi madrasah inilah para siswa mendapatkan tambahan pengalaman dan pembelajaran di luar kelas yang kelak bermanfaat bagi masa depan mereka. Berbagai prestasi kejuaraan yang dimenangkan para siswa disumbangkan untuk nama baik madrasah.
Salah satu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh para siswa dari berbagai BPH OSIS di madrasah adalah "Mosaic" yaitu Mansa Youth sport Art Islamic Competition. Acara "Mosaic" ini sebenarnya untuk memperingati Milad MAN 1 Yogyakarta yang akan dilaksanakan pada Ahad, 5 Maret 2017 mendatang.
Kegiatan ini memerlukan dana yang lebih di luar pendanaan dari madrasah. Akan tetapi, para siswa yang tergabung dalam kepanitiaan "Mosaic" khususnya dari bidang dana usaha ini tidak kurang akal, mereka melakukan berbagai cara dan aksi untuk dapat memenuhi target perolehan dana bagi kegiatan tersebut. Antara lain dengan menjual snack atau jajanan di kelas-kelas. Snack dan jajanan yang mereka jual di kelas-kelas itu mereka dapatkan dari penjual di pasar dengan harga bervariasi, dan dijual di kelas-kelas ataupun di kantor guru dengan mengambil keuntungan sebesar 500 rupiah.
Setiap hari mereka membawa 80 snack yang dibagi menjadi 4 kardus, yang kemudian dijual melalui beberapa prodi. Untuk prodi IPS, dijual oleh siswa kelas XI IPS, untuk kelas X semua prodi, dan untuk kelas X IBB dan kelas XII dijual oleh siswa kelas XI IBB. Mereka setiap pagi berkumpul di asana pada pukul 06.30 untuk membungkus, menata, dan mempersiapkan dagangan tersebut.
Dari keuntungan penjualan tersebut mereka serahkan kepada bendahara kegiatan untuk mendanai acara terebut. Setiap harinya jika semua dagangan terjual habis maka mereka mendapatkan keuntungan sejumlah 40 ribu rupiah. Tentu saja kegiatan jual-bei ini mendapatkan izin dari madrasah, melalui kesiswaan dan humas, asalkan tidak mengganggu aktivitas pembelajaran di kelas dan tidak pada saat pembelajaran berlangsung di kelas.
Para siswa menjual dengan komitmen kerja untuk bersama, mereka tidak mendapatkan upah atau mngambil keuntungan dari penjualan tersebut. Mereka suka rela menjual demi mencapai sukses bersama.
Salah satu guru MAN 1 Yogyakarta Dra. Hj. Soimah K.W.M.Pd. berpendapat, kegiatan penjualan snack tersebut sangat positif karena membangun sikap tanggung jawab, kreatif, dan keberanian bagi para siswa. Hal ini merupakan sebuah nilai tambah bagi siswa di usia remaja untuk menunjukkan keberanian mereka, memupuk rasa percaya diri untuk menjual makanan di kelas-kelas.
Kegiatan para siswa ini perlu terus mendapatkan support karena bisa memotivasi siswa agar tidak nglokro atau putus asa. "Mereka adalah calon-calon wirausahawan mandiri yang tangguh di masa yang akan datang. Hal ini merupakan sebuah life skill yang sudah ditunjukkan sedini mungkin,"ujar Soimah yang juga Pengampu Mata Pelajaran Sosiologi itu.
Sementara itu Pengampu Mata Pelajaran Kewirausahaan Taufik Zamhari,M.Si. mengemukakan, kegiatan jual-beli snack di kelas-kelas ini sangat bagus. ia juga sangat menyetujuinya. Pasalnya, bisa melatih jiwa kewirausahaan siswa, sehingga tidak hanya secara teori mereka dapatkan di kelas, tetapi juga praktik di lapangan pada saat berjual-beli.
"Sebenarnya barang yang diperjualbelikan bisa divariasikan, tidak hanya berupa snack atau minuman saja, bisa juga barang-barang kerajinan hasil pelajaran prakarya dan kewirausahaan yang lainnya,"terangnya, Rabu(1/2) kemarin. (wk/dzl)
