Yogyakarta (MAN 1 YK)—Status darurat Narkoba di Indonesia mengundang perhatian semua pihak dan kalangan. Bagaiamana tidak, Penyalahgunaan zat adiktif tersebut mengancam kehidupan seseorang, baik individu maupun kelompok. Sementara itu, seakan tak pernah berhenti dan jera terhadap sangsi berat, narkoba dengan segala varian dan jenisnya sengaja disebarkan dan diselundupkan disemua kalangan melalui ragam cara dan modus.
Hal seperti ini melatarbelakangi Satuan Tugas Anti Narkoba salah satu organisasi bidang OSIS MAN 1 Yogyakarta, dibentuk sejak tahun 2016 silam. Satgas ini bertugas, memberikan informasi dan edukasi tentang penyalahgunaan barang-barang haram tersebut, serta pencegahannya.
Berkerjasama dengan Badan Narkotika Nasional Propinsi(BNNP) Daerah Istimewa Yogyakarta Satgas ini mengadakan pelatihan tentang Penyalahgunaan Narkoba, Kamis(7/4)kemarin, di Perpustakaan lantai 2, yang diikuti 20 siswa anggota satgas serta perwakilan anggota OSIS MAN 1 Yogyakarta.
BNNP Daerah Istimewa Yogyakarta Bidang Pencegahan Santy Dwi K, SKM mengutarakan, penyalahgunaan Narkoba saat ini sangat masif. “Indonesia saat ini, dalam kondisi darurat narkoba,”ujarnya.
Terang Santy, darurat narkoba berarti menunjukkan perang terhadap penyalahgunaan Narkoba. Mengingat dampak negatif yang dialami oleh pengguna, keluarga, dan masyarakat. Maka ia mengajak seluruh elemen masyarakat agar mempunyai kesadaran, untuk memerangi Narkoba. “Jangan sampai kita kehilangan generasi atau lost generation,”tuturnya.
Upaya pencegahan Narkoba menurutnya, harus disampaikan sedini mungkin. Ungkapnya, informasi tentang narkoba dan pencegahannya yang disampaikan sebelum anak berusia 9 tahun akan melekat, dan dinilai efektif serta berhasil dalam mencegahnya.
Dalam pelatihan yang dihelat mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.30 WIB itu Santy melalui presentasinya, ia mengenalkan ragam jenis narkoba, dan dampak buruk akibat orang yang mengkonsuminya. Antara lain, Narkoba dapat merusak jaringan sel otak manusia secara permanen.
Masih kata Santy, Narkoba dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Materi pelatihan sangat menarik. Santy yang pernah bertugas di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) di Lido itu, ia mengemas presentasinya dengan apik. Ia juga menerapkan semua gaya belajar siswa, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Tampak para siswa Tim Satgas Anti Narkoba tersebut mengikuti dengan penuh antusias.
Saat dikonfirmasi, Guru Bimbingan Konseling MAN 1 Yogyakarta Farah Husna, M.Pd menyampaikan, setelah pelatihan ini, ia berharap agar para peserta bisa mensosialisasikan ilmu mereka kepada para siswa lainnya.
“Peran mereka sangat dinantikan untuk turut mencegah penyebaran narkoba di kalangan pelajar,”terangnya, di kantor Bimbingan Konseling. (dzl)