Yogyakarta (MAN 1YK) — Kaylila Firly Kamalin dan Ahmad Aufa Onnajiha, kedua siswa MAN 1 Yogyakarta ini, berprestasi walau di masa pandemi covid-19. Baru-baru ini, keduanya mampu bersaing dalam lomba Penulisan Esai Tingkat Nasional yang diselenggarakan Prodi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta yang bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi DIY, dalam memperingati 8 windu keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (29/09/2020).
Kaylila Firly Kamalin ( Kelas X MIPA 2) berhasil meraih juara 3, dengan judul esai ‘Demokratis Tidak Sekedar Dibuktikan oleh Ada Tidaknya Pemilihan Langsung’. Sedangkan Ahmad Aufa Onnajiha(Kelas X MANPK) berhasil meraih juara harapan 2, dengan judul esai ‘Mengakarkan Historitas Keistimewaan DIY dan Menjulangkannya di Masa Depan’.
Kaylila menjelaskan, Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempunyai akar sejarah yang kuat. Para generasi penerus bangsa wajib memahami dan meneladani para pemimpin Yogyakarta kala itu. Dimana jelang Proklamasi Kemerdekaan RI, Sultan Hamengku Buwana IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII menyatakan bahwa Daerah Kesultanan Yogyakarta dan Daerah Paku Alaman menjadi bagian wilayah Negara Republik Indonesia(NKRI), serta bergabung menjadi satu, mewujudkan sebuah Daerah Istimewa Yogyakarta yang bersifat kerajaan.
“Dalam hal ini kita bisa meneladani bagaimana sikap pemimpin Yogyakarta yang sangat bijaksana untuk bergabung ke NKRI, “ ujarnya saat dihubungi, Selasa (29/9/2020) siang.
“Biarlah Yogyakarta berjalan dengan keistimewaannya. Kita sebagai masyarakat harus bisa melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam keistimewaan tersebut agar menjadi ciri khas Jogja sebagai daerah istimewa,“ pintanya.
Senada dengan penjelas Kaylila, menurut Ahmad Aufa, keistimewaan DIY dapat dipertanggungjawabkan. Ungkapnya, DIY sudah berkontribusi maksimal terhadap kemerdekaan Republik Indonesia. Seluruh sistem otonomi khusus DIY (Kesultanan misalnya) alasan yang kuat, DIY mempunyai tujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan demokratis. (dzl)