Yogyakarta (MAN 1 YK) -- Tim Riset siswa MAN 1 Yogyakarta; Naura Syakirani Hasya dan Thirda Tsabita Davi, baru-baru ini berhasil raih juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) ‘Ineffable Competition of Science 2022, yang diselenggarakan Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (UII), selama seminggu (17-24/12/2022).
Thirda Tsabita Davi saat dihubungi, Sabtu (25/12/2022) kemarin menuturkan, penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingkat produksi produk perikanan yang tinggi namun limbah hasil budidaya nya tidak terkelola dengan baik. Ungkapnya, jika limbah budidaya ini dibuang sembarangan maka dapat menyebabkan pencemaran perairan yang disebabkan oleh eutrofikasi.
Lanjutnya, jika ditelusuri, limbah budidaya tersebut memiliki potensi untuk dapat dijadikan sebagai sumber energi terbarukan, yaitu sumber energi listrik.
Melihat potensi ini, ia bersama tim tertarik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh limbah tersebut dan menganalisis faktor apa saja yang dapat mempengaruhi besar energi listrik yang dihasilkan. Sistem yang digunakan adalah Microbial Fuel Cell (MFC) yang memanfaatkan bakteri dalam limbah untuk mendegradasi senyawa organik dan nantinya akan diubah menjadi energi listrik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan apa saja faktor yang dapat mempengaruhi besar energi listrik yang dihasilkan. kemudian menambahkan bakteri dari luar ke dalam sisten dengan konsentrasi yang berbeda, hasilnya, belum tentu sistem yang ditambahkan bakteri paling banyak akan menghasilkan listrik yang paling besar.
“Analisis faktor penambahan nutrien ke dalam sistem juga sudah pernah kami lakukan sebelumnya, nutrien yang ditambahkan berupa glukosa,” ujarnya.
Penelitian tentang produksi biolistrik ini sudah beberapa kali dilakukan. “Kami pernah mengajukan tema penelitian pada lomba OPSI dan LPB, alhamdulillah pada LPB kemarin kami berhasil meraih juara 1 di bidang ilmu hayati tingkat provinsi, kalau OPSI kemarin baru lolos tahap proposal,” ungkapnya.
Kata Thirda, kompetisi ini membuatnya cukup berkesan dan menambah semangat untuk terus berkarya. “Menjadi juara 1 bukan berarti puas dengan apa yang diraih. bahkan banyak yang menginspirasi saya dalam kompetisi ini. dengan mengikuti kompetisi ini kami juga menambah pengetahuan bahwa ternyata limbah hasil bididaya dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi terbarukan,” pungkasnya. (dzl)