Yogyakarta (MAN 1 YK) -- Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Drs. H. Zainut Tauhid Sa'adi, M.Si. menegaskan, Madrasah Aliyah Negeri Program Keagamaan (MANPK) harus diperkuat. Hal ini ia ungkapkan, dalam Talk Show yang bertema " Peran dan Tantangan Pendidikan Madrasah Era Milenial", Sabtu (25/1/2020) pagi, di Aula lantai 2, MAN 1 Yogyakarta.
Forum tersebut dihadiri Kemenag DIY Drs. H. Edhi Gunawan, M. Pd. I., Kabag Tata Usaha H. Muhammad Wahib Jamil, S. Ag, M.Pd., dan Kabid Pendidikan Madrasah H. Muntholib, S. Ag, M. S. I, serta segenap jajaran Kakankemenag Kabupaten/Kota se-DIY, pengawas, dan guru. "Tempat ini (MAN 1 Yogyakarta-red) banyak melahirkan tokoh-tokoh besar," ujar Wamenag mengawali presentasinya.
Terangnya, Kementerian agama mempunyai hajatan besar yang harus diperjuangkan yaitu membangun sumber daya manusia. Hal itu, sesuai dengan visi dan misi presiden Republik Indonesia yang harus dijalankan.
Wamenag mengungkapkan, tantangan pendidikan madrasah saat ini adalah perkembangan teknologi informasi, yang banyak memberi pengaruh negatif, dekadensi moral generasi muda, seperti pola hidup hedonistik dan pergaulan bebas.
Selain itu ungkapnya, tantangan yang harus diwaspadai adalah anak-anak milenial sebagian besar belajar ilmu agama dari media sosial termasuk youtube, sementara sisanya dalam jumlah yang lebih kecil belajar langsung dari sumbernya seperti guru. “Belajar agama harus dengan orang yang mempunyai otoritas yang jelas (jalur sanad-red),” ujarnya.
Lanjutnya, dalam hal ini madrasah mempunyai peran sangat penting sebagai media instansi untuk mengajarkan nilai-nilai Islam, tradisi keagamaan yang baik sehingga madrasah menjadi pembentuk karakter, akhlak, dan kepribadian sebagai generasi bangsa.
Dalam sesi tanya jawab, Wamenag menanggapi beberapa program strategis kementerian agama yang harus dikuatkan yaitu Madrasah Aliyah Negeri Program Keagamaan(MANPK). Sebagaimana yang diutarakan salah satu Guru Agama MAN 1 Yogyakarta Suyanto, M.Pd., revitalisasi MANPK, untuk menciptakan generasi "Ulama Plus" yang cakap dalam penguasaan khazanah klasik namun tidak gagap dalam khazanah kekinian, moderat, serta mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi. (dzl)