Yogyakarta (MAN 1 YK) — Hujan lebat disertai angin kencang jelang Asar yang mengguyur MAN 1 Yogyakarta dan sekitarnya, hingga magrib tiba, tidak menghalangi pelaksanaan Tablig Akbar, yang merupakan rangkaian peringatan lustrum ke-14 MAN 1 Yogyakarta, Jumat (14/02/2020) malam, lapangan upacara depan gedung baru Perpustakaan dan Laboratorium Terpadu.
Suara nasyid dan sholawat Maulid simtudduror yang diiringi musik Grup Hadroh AL-Maqasid dan Grup Hadroh Kasyiful Kurob seakan mengusir hawa dingin malam itu. Tampak nuansa putih dari pakaian para siswa, guru, pegawai, dan masyarakat sekitar berduyun-duyun datang dan memadati tikar di bawah panggung itu.
Tablig Akbar ini sangat istimewa, karena pembacaan sholawat tersebut dipimpin langsung oleh Habib Alwi bin Ali Alhabsyi, cucu al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi penyusun Maulid simtudduror, yang menceritakan tentang sejarah hidup Nabi besar Muhammad SAW dalam bentuk syair dan bait-bait.
Tampil sebelum Tablig Akbar, seorang murid Habib Alwi yaitu Abdurrahim memberikan nasehat, setiap orang harus bersikap dengan baik, dan berhati-hati, karena di balik segala sesuatu, terdapat maksud dan kehendak Allah.
“Sesungguhnya Allah merahasiakan tiga perkara dalam tiga perkara: pertama, Allah telah menyembunyikan ridlo-Nya dalam ketaatan kepada-Nya maka janganlah meremehkan suatu ketaatan karena bisa jadi ridlo Allah di dalamnya,” ungkapnya
“Kedua, Allah menyembunyikan murkanya dalam kemaksiatan kepada-Nya maka jangan meremehkan suatu kemaksiatan karena bisa jadi murka Allah di dalamnya, dan yang ketiga, Allah menyembunyikan kewalian pada makhluk-Nya, maka jangan pernah meremehkan seorang pun dari hamba-hamba Allah, karena bisa jadi dia adalah wali-Nya,” lanjutnya.
Sementara itu, Habib Alwi bin Ali Alhabsyi dalam ceramahnya, mengajak para jamaah untuk meningkatkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, serta keturunan Nabi. Ungkapnya, sesungguhnya cinta yang sebenarnya, tidaklah membutuhkan dalil.
“Almahabbatu laa tahtaaju ilaa dalilin wadhih, bal tahtaaju ila qalbin shalih (cinta yang sejati itu tidak butuh bukti nyata, akan tetapi membutuhkan hati yang baik),” ujarnya.
Ia mengisahkan tentang seorang sahabat Nabi bernama Julaibib yang lebih mengutamakan cintanya kepada Rasulullah dengan mengikuti seruan jihad, daripada keindahan dan kenikmatan dunia belaka.
Ungkapnya, untuk menggapai keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat, dengan mengutamakan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, yaitu mengikuti segala apa yang diperintahkan, dan menjauhi larangan. “Tanamkan cinta Allah dan Rasul-Nya, maka kebahagiaan akan langgeng(abadi),”pungkasnya.
Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs. H. Wiranto Prasetyahadi, M. Pd. sangat mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. “Terima kasih semua pihak yang telah berkorban dengan tenaga dan pikiran untuk kesuksesan Tablig Akbar ini, semoga kegiatan ini dapat mengantarkan para siswa untuk menjadi anak yang berakhlakul karimah, alim dan shalih,”pintanya. (dzl)