Yogyakarta (MAN YK I) - Walaupun Ramadan sudah berlalu, namun tradisi kebaikan di bulan itu perlu dilestarikan dan dipertahankan. Disamping menjaga hubungan baik dengan Allah swt, juga menjaga hubungan baik dengan sesama. Untuk itu Keluarga Besar MAN Yogyakarta I selenggarakan acara Syawalan, Sabtu(16/7), berlangsung pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB, di Aula MAN Yogyakarta I. Acara ini diikuti oleh segenap civitas akademika: guru karyawan, pegawai, pengawas, dan pengurus komite MAN Yogyakarta I.
Acara dimulai dengan tilawah Al-Quran Surat Ali Imran ayat: 133-136, yang dibawakan oleh Muhammad Amin, MA. Lantas, dilanjutkan dengan pembacaan ikrar syawalan yang dipandu oleh Moh.Fadlil Afif, Lc. Ikrar syawalan yang disampaikan singkat dan padat yakni,”Dengan mengucap bismillahirrohmanirrahim, Kami keluarga Besar MAN Yogyakarta I yang hadir di majlis ini dengan setulus hati menyatakan ikrar, Saling memohon maaf dan memberi maaf kepada seluruh keluarga Besar MAN Yogyakarta I, taqabballaahu minnaa wa minkum, minal aa’idiin wal faaiziin, kullu ‘aamin wa antum bikhair,"ucap hadirin serempak.
Kepala MAN Yogyakarta I Drs.H.Suharto mengajak para hadirin untuk tetap istiqomah. “manusia itu makhluk yang sempurna, maka semestinya ia tidak menghamba selain kepada Dzat yang paling sempurna yaitu Allah swt,”ungkapnya. Selain itu Suharto menunjukkan, diantara ciri-ciri orang yang bertakwa, yang ditercantum dalam ragam Surat Al-Quran adalah gemar infak harta benda di jalan Allah swt. “sedekah itu mempunyai dampak sosial yang luar biasa,”tandasnya.
Ketua Komite MAN Yogyakarta I Drs.H.Sayuti, M.Pd.I. menjelaskan, diantara yang membedakan munusia dan malaikat adalah kreativitas dan enovasi pada manusia. “kalau malaikat itu tidak punya kreativitas dan enovasi seperti manusia, sehingga ia tidak melakukan sesuatu selain yang diperintahkan Allah swt,”ujarnya.
Sementara itu, Penceramah dr. Probosuseno, SpPD, K-Ger, FINASIM menerangkan, setiap manusia normal ingin mendapatkan hidup sehat, berkecukupan, dan bahagia. Keinginan itu menurutnya, tidaklah bertentangan dengan ajaran agama Islam, karena permohonan dan permintaan itu terdapat dalam ragam doa Nabi Muhammad saw. Seperti,”Allahumma ikfinii bihalaalika ‘an haraamika wa aghninii bifadhlika ‘aman siwaaka[Ya Allah, cukupilah aku dengan rezki-Mu yang halal hingga aku terhindar dari yang Engkau haramkan, Ya Allah kayakanlah aku dengan karunia-Mu hingga aku tidak minta kepada selain Engkau],”ujar dokter ahli Dokter Superspesialis Geriatri itu.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Alumni Fakultas kedokteran UGM (2002) ini, juga sangat piawai dalam memberikan ceramah keagamaan. Ceramahnya mengalir begitu saja, logis dan mudah dipahami. Sesekali ia juga memancing gelak tawa para hadirin dengan humor-humor yang lucu dan cerdas.
Kemudian pada akhir ceramahnya, ia menunjukkan ciri-ciri orang yang baik yaitu bermanfaat, berubah dan merubah, serta banyak berperan dalam kegiatan sosial. (dzl)