Yogyakarta (MAN 1 Yogya) -- MAN 1 Yogyakarta kembali menunjukkan bahwa siswa-siswinya sangat bersemangat untuk terus mengukir prestasi, tak terkecuali di bidang non-akademik. Hal ini dibuktikan oleh Ahmad Hibban yang berhasil meraih juara dalam workshop dan lomba karya sastra dengan tajuk “Daulat Sastra Jogja” yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DIY. Ia menyabet juara harapan 2 dengan naskah lakon hasil karyanya, “Cublak-Cublak Suweng”.
Wokshop tersebut terbagi menjadi beberapa kategori sastra, dari kategori puisi, cerpen, dan naskah lakon. Para peserta dari tiap-tiap kategori tersebut berkewajiban mengirim karya sebagai syarat utama untuk lanjut di workshop berikutnya dengan sistem eliminasi.
“Selama 4 hari, kami diberi kesempatan untuk membuat satu karya. Karya tersebut nantinya akan dibukukan menjadi buku antologi,” jelas Hibban.
“Usai workshop, hasil karya tersebut juga nantinya akan dipilih untuk dipentaskan. Output dari acara ini untuk menampilkan karya tulis dan karya pertunjukkan pentas drama. Setelah ini juga, kami diberi waktu seminggu untuk membuat naskah yang nantinya akan dilombakan, dan bersyukur sekali saya mendapatkan juara harapan 2,” imbuhnya.
Hibban juga menambahkan bagaimana ia sangat bahagia dalam pengalaman pertamanya mengikuti lomba naskah lakon tersebut.
“Sebelumnya belum pernah mengenal sedikitpun tentang naskah lakon. Karena mengikuti workshop sekaligus lomba ini, saya jadi lebih termotivasi untuk berkarya lagi,” ujarnya.
Pengalaman yang Hibban rasakan ini tentu tak lepas dari kendala yang ia dapatkan. Ia menjelaskan bagaimana naskah lakon sangat memperhatikan latar dan situasi dengan tujuan untuk dapat dipentaskan di atas panggung.
“Yang bikin sulit yaitu kami harus memikirkan setting tempat, latar waktu, properti yang digunakan, musik, penokohan, juga jalannya cerita agar mudah untuk dipentaskan,” ucap Hibban.
Ia juga merasa kurang puas dengan hasil karya yang telah dibuatnya. Dengan itu pula, Hibban berkeinginan untuk dapat memaksimalkan hasil karyanya agar sesuai dengan tingkat kepuasannya.
“Aku belum sempat mengoreksi EYD dalam naskahku karena dikejar deadline. Maka, ke depan, aku ingin lebih meluangkan waktu dan lebih maksimal lagi dalam membuat karya,” ungkapnya.
“Kalau kalian merasa tidak bisa apa-apa, maka menulislah. Tulislah ketidakbisaan kalian,” pesannya sebagai bentuk motivasi kepada teman-temannya. (ifa/ar)